Pengembanganilmu jelas tidak mungkin terlepas dari dari nilai-nilai. Seorang filosof yang memegangi teori value bond adalah Jurgen Habermas. Tanggung jawab etis beserta kesadaran etisnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat membimbing untuk menentukan dan memutuskan apakah keputusan tindakan manusia yang berupa
BagaimanaKontribusi Islam pada Pengembangan Peradaban Dunia-by bhulle nol tujuh. Download Free PDF Download PDF Mengetahui dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kejayaan Islam BAB II Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sains dalam Islam Pada masa 3000 tahun sebelum masehi telah muncul peradaban di lembah Mesopotamia
Sebenarnya selain penyebab-penyebab yang telah disebutkan oleh Arsalan, terdapat satu lagi penyebab kemunduran umat Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni umat Islam saat ini telah jauh dari Kitab Al-quran dan As-sunah. Umat muslimin saat ini, pada umumnya jauh dari dua sumber utama kemuliaan mereka, yakni Kitabullah Al
Jadiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan wujud dari implikasi Al-Qur'an yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di dalamnya yang menganjurkan manusia untuk berfikir dan mengembangkan potensinya dalam pengetahuan. maka hal tersebut sering disebut dalam Al-Qur'an. dalam arti Islam sangat menganjurkan pengembangan Iptek
OlehTrivusi Diperbarui: 17 Maret 2022 Posting Komentar. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dari Masa ke Masa - Perkembangan sains dan teknologi, dimulai pada masa zaman batu sampai pada zaman sekarang. Pada zaman dahulu transportasi hanya dilakukan dengan berjalan kaki atau berlari, kemudian berkembang menggunakan hewan seperti kuda
Vay Tiá»n Online Chuyá»n KhoáșŁn Ngay. Dari berbagai ahli yang mencoba membuat definisi penelitian yang tepat, pada dasarnya penelitian adalah suatu proses penyelidikan atau pencarian sesuatu fakta dan prinsip-prinsip yang dilakukan secara sistematis, hati-hati, kritis critical thinking dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga penelitian merupakan metode berpikir secara kritis. Ilmu pengetahuan adalah usaha yang bersifat multi dimensional, sehingga dapat didefinisikan dalam berbagai cara dan tidak baku. Walau demikian ilmu pengetahuan perlu dilihat sebagai suatu dasar basic proses berpikir manusia dalam melaksanakan berbagai penelitian. Untuk itu ilmu pengetahuan dapat dihubungkan dengan metode dan proses penelitian tersebut. Relevansi penelitian dengan ilmu pengetahuan, berkembang dari upaya manusia mencari jawaban atas berbagai pertanyaan seperti âini apa?â; âitu apa?â; âmengapa begini?â; âmengapa begitu?â dan selanjutnya berkembang menjadi pertanyaan âbagaimana hal itu terjadi?â serta âbagaimana memecahkannya?â. Dengan dorongan ingin tahu tersebut manusia selalu ingin mendapatkan pengetahuan mengenai permasalahan yang tidak diketahuinya sehingga pada akhirnya muncul pengetahuan-pengetahuan baru yang dikenal sebagai ilmu pengetahuan knowledgement yang sistematis dan terorganisir. Dengan mengguanakan akal dan pikiran yang reflektif, manusia merasa mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Pendekatan yang digunakan dapat bersifat ilmiah dan non-ilmiah. Pendekatan ilmiah dapat berupa penelitian-penelitian sedangkan pendekatan non-ilmiah dapat berupa akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan/ coba-coba trial and error dan mendapau otoritas ilmiah/pikiran kritis. Berdasakan pengertian di atas, terdapat hubungan yang erat antara ilmu pengetahuan dan penelitian. Para ahli menyebutkan bahwa tidak mungkin memisahkan ilmu dengan penelitian dan diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang sama. Almack 1930 mengatakan bahwa penelitian dan ilmu merupakan hasil dan proses. Penelitian merupakan proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Whitney 1960 menegaskan bahwa ilmu dan penelitian merupakan proses yang berlangsung secara bersama-sama. Artinya ilmu dan penelitian adalah proses yang sama sedangkan hasil dari proses tersebut adalah kebenaran truth. Kebenaran yang dimaksudkan adalah pengetahuan yang benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkeinginan untuk mengujinya. Dengan relevansi/ hubungan tersebut dapat disebutkan berbagai aspek yang menjadi peranan dari ilmu dan penelitian sehingga dapat disebutkan sesuatu yang dilakukan itu merupakan karya keilmuan, seperti; 1. Mencandra/ Deskripsi/ Memerikan Fungsi ini berusaha untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan. 2. Menerangkan/ Eksplanasi Fungsi ini berusaha untuk menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari munculnya permasalahan atau terjadinya peristiwa-peristiwa. 3. Penyusunan Teori Fungsi ini berusaha untuk menyusun teori/ prinsip/ aturan-aturan mengenai hubungan antara kondisi/ peristiwa yang satu dengan yang lain. 4. Peramalan/ Prediksi Fungsi ini berusaha untuk mengadakan ramalan/ prediksi, estimasi dan proyeksi terhadap permasalahan/ peristiwa dan dampak yang akan terjadi. 5. Pengendalian/ Controling Fungsi ini berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan pengendalian terhadap permasalahan/ perstiwa/ gejala. Perguruan Tinggi sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi perlu melaksanakan kegiatan penelitian sebagai perwujudan dari pelaksanaan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen tenaga pengajar sebagai perangkat yang penting dalam kegiatan akademik di perguruan tinggi mempunyai kewajiban mengemban ketiga tugas tersebut. Searah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka para dosen diharapkan mampu maningkatkan kemampuan dan ketrampilannya melalui penelitian, baik yang berbasis teknik maupun sosial ekonomi. Selain untuk peningkatan kemampuan dan ketrampilan sendiri, untuk meningkatkan kegairahan kehidupan akademik, mahasiswa juga mendapat perhatian penting dalam kegiatan penelitian. Dosen-dosen turut bertanggung jawab dalam hal meningkatkan keinginan, sikap, dan kemampuan mahasiswanya dalam melakukan penelitian. Salah satu usaha yang dapat ditempuh adalah berusaha untuk melakukan penelitian sendiri artinya penelitian dilakukan secara mandiri dan sesuai degan etika penelitian baik oleh para dosen atau perguruan tinggi atau dengan melibatkan dosen dan mahasiswa. Penelitian yang mampu dilakukan secara mandiri nantinya akan mampu meningkatkan kualitas dosen maupun perguruan tinggi. Dalam rangka usaha tersebut, pengetahuan dan ketrampilan para dosen terhadap penelitian sangat perlu, terutama Metodologi Penelitian. Hubungannya dengan peningkatan kegairahan meneliti para mahasiswa maka diharapkan dalam setiap mata kuliah yang diajarkan ada satu mata kuliah khusus tentang Metodologi Penelitian. Melalui penelitian, diharapkan akan muncul pengetahuan-pengetahuan baru atau terobosan-terobosan yang berguna bagi perguruan tinggi maupun pembangunan suatu bangsa. Di samping untuk keperluan peningkatan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan para peneliti, satu hal yang sangat penting adalah peranan penelitian terhadap perkembangan suatu bangsa. Artinya makna atau arti suatu penelitiaan bagi pembangunan bangsa tersebut. Dari berbagai literatur dan media massa, dapat diketahui bahwa ternyata tidak ada satu negara maju di dunia yang berhasil dalam pembangunan tanpa didukung oleh kegiatan penelitian. Ada anggapan jika dilihat secara sepintas bahwa penelitian hanya dapat dilakukan oleh negara-negara maju. Anggapan ini karena mereka mempunyai dana dan tenaga peneliti yang memadai; tetapi ternyata sebanyak 98% dari biaya penelitian di dunia ini dikeluarkan untuk penelitiaan-penelitian di negara berkembang. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penelitian tidak hanya dapat dilihat dari jumlah uang dan tenaga yang dipergunakan tetapi yang paling penting adalah manfaat dari penelitian tersebut bagi pembangunan negara-negara berkembang. Khususnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, peranan penelitian dalam sejarah pembangunan bangsa sudah tidak perlu diragukan lagi. Melalui penelitian-penelitian yang pernah dilakukan maka segala masalah atau potensi yang ada selama proses pembangunan berlangsung dapat diketahui. Hanya sengan penelitian sehingga informasi/ data yang relatif lengkap dapat diperoleh. Perencanaan pembangunan harus selalu didasarkan kepada data/ informasi yang diperoleh melalui penelitian. Adalah sangat tidaka mungkin untuk merencanakan pembangunan tanpa penggunaan data yang terpercaya. Hasil pengujian-pengujian, evaluasi dan tinjauan kembali terhadap kegiatan pembangunan hanya dapat diketahui apabila penelitian dilaksanakan. Demikian penelitian memegang peran penting dalam setiap pengambilan keputusan atau langkah-langkah dalam segala aspek pembangunan. Penelitian tidak dapat dipisahkan dari tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya suatu penelitian dan hubungannya dengan berbagai hal sehingga spenelitian harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berdasarkan etika kebenaran. Relevansinya sengan perguruan tinggi, maka pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan para tenaga pengajar dosen seagi ujung tombak dalam kehidupan kampus harus ditingkatkan. Selain untuk meningkatkan kemampuan sendiri diharapkan para dosen dapat meningkatkan kegairahan mahasiswa untuk meneliti. Untuk itu perlu pengetahuan dan kemampuan yang memadai sehingga penelitian tersebut dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi negri dan swasta maupun pembangunan nasional bangsa dan negara. Relevansinya dengan pembangunan nasional maka penelitian merupakan dasar basic bagi pengambilan keputusan setiap langkah-langkah pelaksanaan dan perencanaan pembangunan. Sehubungan dengan itu perlu dana/ biaya dan sumber daya manusia tenaga peneliti yang besar agar penelitian dapat berlangsung dengan baik dan mempunyai manfaat yang besar bagi keberhasilan pembangunan nasional. Dari berbagai hal yang dikemukakan, ternyata penelitian yang dilakukan sendiri secara mandiri, efisien, efektif, kritis, dan didasarkan pada etika kebenaran merupakan aspek yang harus selalu menjadi perhatian utama. Selamat berlatih dan meneliti.
Mila Rosa Jakarta Penyanyi Mila Rosa boleh berbangga diri dengan pencapaiannya di dunia akademik. Lama menepi dari aktifitas bermusik karena statusnya sebagai dosen, Mila Rosa justru menambah jam terbang sebagai pengajar. Keinginannya untuk terus belajar dan mengamati perkembangan ilmu pengetahuan terkini, mengantar pelantun lagu "Cubit Cubit Sayang" menjadi doktor. Mila Rosa diketahui mendapatkan gelar Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Persada Indonesia Jakarta. Baginya, gelar tersebut merupakan pencapaian membanggakan di dunia akademis yang selama ini digelutinya. "Ada beberapa hal yang mendasari saya kuliah lagi ya, salah satunya adalah karena kegiatan saya banyak berkecimpung dengan instansi pemerintahan," kata Mila Rosa saat ditemui di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 8 Juni 2023. Mila Rosa diketahui mendapatkan gelar Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Persada Indonesia JakartaMila Rosa mengaku haus akan ilmu pengetahuan. Terutama soal dunia ekonomi yang selama ini menjadi konsentrasinya di dunia akademisi. "Saya merasa begitu banyak yang harus saya pelajari terkait perkembangan segala hal yang begitu cepat. Mulai dari peraturan-peraturan pemerintah, perubahan situasi ekonomi yang sangat fluktuatif dan isu-isu yang berkembang lainnya," Mila Rosa menguraikan. Mendidik AnakSukses di dunia akademis tak cuma membuktikan kemampuan Mila Rosa dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Gelar doktor yang diraihnya sekaligus dijadikan sebagai contoh untuk mendidik anak. "Saya juga merasa bahwa untuk mendidik anak-anak saya, saya harus belajar lagi agar bisa menyeimbangkan perkembangan ilmu dan pelajaran-pelajaran yang ada pada anak saya," dia menuturkan. Upgrade Ilmu"Dan karena saya dosen, hal belajar dan kuliah lagi ini menjadi kewajiban buat saya untuk meng-upgrade ilmu," Mila Rosa menegaskan. Untuk meraih gelar doktor, diterangkan Mila Rosa, ia menulis disertasi tentang munculnya Undang-Undang Perpajakan tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan 2021 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021, terkait terjadinya perubahan perkembangan dunia usaha akibat pandemi Covid 2020 lalu. Ia juga meneliti adanya peraturan baru dari Pemerintah melalui HPP dari sisi marketing. "Apakah ada pengaruh HPP ini dengan minat melaporkan pajak. Oleh sebab itu disertasinya saya beri judul Pengaruh Pengetahuan Pajak Pelaksanaan Pelaporan Pajak dan Komunikasi Terhadap Nilai Pelayanannya Serta Implikasi Pada Minat Melaporkan Pajak di KPP Cibitung," dia memungkasi. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tulisan ini membahas tentang strategi ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di Indonesia. Topik ini penting dibahas sebagai kerangka untuk membangun kemajuan di Indonesia. Aspek penting yang tidak bisa diabaikan untuk proses ini adalah etika. Etika penting sebagai landasan untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan peradaban secara lebih baik. Data dalam tulisan ini berasal dari telaah literatur pemikiran yang disusun sesuai dengan metode ilmiah. Penelitian ini menemukan bahwa ada tiga kata yang sering dipakai secara bergantian yaitu ilmuwan, intelektual dan cendekiawan. Seorang ilmuwan penting menjadikan etika dalam seluruh aktivitas keilmuwannya sehingga ilmu yang dikembangkannya bermanfaat untuk kemanusiaan. Strategi yang bisa ditempuh untuk pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia adalah membentuk masyarakat ilmiah, pengembangannya memperhatikan karakter bangsa Indonesia, memperhatikan relasi antarilmu tanpa mengorbankan otonomi antara masing-masing disiplin ilmu dan memperhatikan dimensi religius bangsa Indonesia. Tulisan ini diharapkan memberikan kontribusi dalam menyusun kerangka teori dan strategi praktis dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. This paper discusses about strategies scientist in developing science in Indonesia. This topic important to discussed as a framework to build on the progress in Indonesia. An important aspect that canât be ignored for this process is ethics. Ethics is important as a foundation for creating knowledge and better civilization. This article data taken from the literature review prepared in accordance with the thought that the scientific method. This study found that there are three words that are often used interchangeably, namely scientists, intellectuals and scholars. Making ethics an important scientist in all scientific activities so that science is useful for the development of humanity. The strategies that can be applied to the development of science in Indonesia is establish the scientific community, development attention to the character of the Indonesian nation, pay attention to the relation between science without compromising the autonomy of the individual disciplines and pay attention to the religious dimension of the Indonesian nation. This paper is expected to contribute in developing a theoretical framework and practical strategies in the development of science in Indonesia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ILMUWAN, ETIKA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI INDONESIAMaftukhinInstitut Agama Islam Negeri IAIN Tulungagungmaftuh_in17 ini membahas tentang strategi ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di Indonesia. Topik ini penting dibahas sebagai kerangka untuk membangun kemajuan di Indonesia. Aspek penting yang tidak bisa diabaikan untuk proses ini adalah etika. Etika penting sebagai landasan untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan peradaban secara lebih baik. Data dalam tulisan ini berasal dari telaah literatur pemikiran yang disusun sesuai dengan metode ilmiah. Penelitian ini menemukan bahwa ada tiga kata yang sering dipakai secara bergantian yaitu ilmuwan, intelektual dan cendekiawan. Seorang ilmuwan penting menjadikan etika dalam seluruh aktivitas keilmuwannya sehingga ilmu yang dikembangkannya bermanfaat untuk kemanusiaan. Strategi yang bisa ditempuh untuk pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia adalah membentuk masyarakat ilmiah, pengembangannya memperhatikan karakter bangsa Indonesia, memperhatikan relasi antarilmu tanpa mengorbankan otonomi antara masing-masing disiplin ilmu dan memperhatikan dimensi religius bangsa Indonesia. Tulisan ini diharapkan memberikan kontribusi dalam menyusun kerangka teori dan strategi praktis dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.[This paper discusses about strategies scientist in developing science in Indonesia. This topic important to discussed as a framework to build on the progress in Indonesia. An important aspect that canât be ignored for this process is 200 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................ethics. Ethics is important as a foundation for creating knowledge and better civilization. This article data taken from the literature review prepared in accordance with the thought that the scientiîc method. This study found that there are three words that are often used interchangeably, namely scientists, intellectuals and scholars. Making ethics an important scientist in all scientiîc activities so that science is useful for the development of humanity. The strategies that can be applied to the development of science in Indonesia is establish the scientiîc community, development attention to the character of the Indonesian nation, pay attention to the relation between science without compromising the autonomy of the individual disciplines and pay attention to the religious dimension of the Indonesian nation. This paper is expected to contribute in developing a theoretical framework and practical strategies in the development of science in Indonesia.]Kata kunci Ilmuwan, Etika, Strategi, KarakterPendahuluanIlmu pengetahuan secara umum terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangannya semakin cepat seiring dinamika kehidupan yang kian kompleks. Munculnya berbagai fenomena baru secara simultan menjadi tantangan yang harus direspon secara kreatif dan utama perkembangan ilmu pengetahuan terletak di tangan ilmuwan. Seorang ilmuwan tidak boleh pasif. Ia harus selalu berpikir, meneliti dan melakukan berbagai upaya untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi bidang spesialisasinya. Melalui cara demikian maka tugasnya sebagai ilmuwan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dapat berjalan secara semacam ini seyogianya tidak hanya berlangsung di kalangan ilmuwan semata, melainkan juga menjadi spirit umum di seluruh lapisan masyarakat. Upaya mewujudkannya sesungguhnya tidak mudah, namun demikian bukan berarti mustahil. Jika dilakukan usaha secara serius, sistematis dan terus-menerus maka sangat mungkin terwujud manusia EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 201Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Indonesia yang Indonesia ideal digambarkan sebagai manusia yang sadar iptek, kreatif dan memiliki solidaritas etis. Manusia yang sadar iptek adalah manusia yang tidak berhenti belajar. Pengetahuannya terus diasah dan ditambah. Ia menjadi manusia yang belajar sepanjang hayat long life education.Kreatif juga menjadi karakter yang melekat pada manusia Indonesia ideal. Pikirannya selalu mencari ide dan gagasan baru yang dilakukan dalam kerangka menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks. Manusia semacam ini memiliki karakteristik yang cakap, mandiri dan bertanggung solidaritas-etis bermakna bahwa manusia ideal itu peka terhadap keadilan. Ia juga memiliki solidaritas sosial, yakni memiliki pedoman moral etis yang menjadi landasan dalam setiap ideal merupakan manusia yang berkarakter. Aspek karakter penting untuk mendapatkan penekanan karena aspek inilah yang mengalami kemerosotan signiîkan dari waktu ke waktu. Kemerosotan tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat awam, tetapi juga merambah kalangan intelektual. Karena itulah, pembentukan karakter seyogianya tidak dilakukan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. Ia harus dipertautkan dengaan kolektivitas bangsa yang bermental-karakter baik. Menurut Yudi Latif, âKebaikan dan kekuatan mental-karakter individual hanya bisa memperoleh kepenuhan manfaatnya jika terintegrasi ke dalam kebaikan dan kekuatan mental-karakter bangsa secara kolektif.â2Integrasi dua aspek ini memungkinkan terwujudnya sebuah masyarakat ideal. Masyarakat semacam ini akan mampu menjawab segenap tuntutan perubahan dan tantangan kehidupan yang semakin 1 M. Zainuddin, âPengembangan Sumber Daya Manusia PTIS dalam Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Tahap Kedua,â dalam Azwar Anas, dkk., Kompetensi Perguruan Tinggi Islam Swasta dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua Yogyakarta Tiara Wacana, 1993, h. Yudi Latif, Revolusi Pancasila Bandung Mizan, 2015, h. 105. 202 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................kompleks. Kapasitas dan kapabilitas dirinya menjadi modal penting yang membuatnya selalu eksis dalam dinamika perkembangan kehidupan yang demikian, realitas tampaknya belum sesuai dengan harapan. Ada jurang yang cukup lebar antara idealitas dengan realitas. Kalangan intelektual Indonesia belum mampu menjalankan tugasnya secara optimal. Tidak hanya itu, realitas yang sering kali paradoks justru terjadi di institusi pendidikan tinggi. Tampaknya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan menjadi jaminan yang bisa mendewasakan ini akan memfokuskan pembahasannya pada tiga hal. Pertama, siapa yang disebut sebagai ilmuwan? Kedua, apa saja etika yang harus dipegang oleh seorang ilmuwan? Dan ketiga, bagaimana strategi ilmuwan dalam kerangka pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia?Ilmuwan, Intelektual dan CendekiawanAda beberapa kata yang memiliki konotasi makna yang hampir sama, yaitu ilmuwan, cendekiawan dan intelektual. Ketiga kata ini sering digunakan secara bergantian untuk konteks-konteks tertentu. Padahal, selain memiliki kesamaan makna, ketiga kata tersebut juga memiliki Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmuwan adalah, âOrang yang ahli atau banyak pengetahuannya mengenai suatu ilmu; orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan.â4 Mengacu ke deînisi ini maka seorang ilmuwan itu adalah orang yang pengetahuannya luas di atas pengetahuan masyarakat pada umumnya. Luasnya pengetahuan itu dimungkinkan karena seorang ilmuwan itu selalu belajar, membaca, meneliti, mereproduksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Keseriusan berkecimpung dalam bidang ilmu yang ditekuni menjadikannya 3 Machasin, Islam Dinamis Islam Harmonis, Lokalitas Pluralisme Terorisme Yogyakarta LKiS, 2012, h. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai Pustaka, 2008, h. 325. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 203Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................seorang ahli dengan wawasan pengetahuan yang perkembangan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh sosok ilmuwan. Jumlah ilmuwan sesungguhnya sangat kecil dibandingkan dengan jumlah masyarakat pada umumnya. Namun karena kekuatan gagasan, konsep dan pemikirannya, jumlah yang sedikit tersebut justru mengendalikan jumlah yang banyak. Kaum ilmuwan yang dalam realitasnya justru menentukan perjalanan sejarah. Dalam perkembangannya, ilmu merupakan bagian yang tidak terpisah dari aktivitas manusia. Hal ini terjadi semenjak zaman Yunani Kuno sampai era sekarang ini. Kegiatan ilmu ini berlangsung secara dinamis sesuai dengan konteks sosial budaya yang ada. Masyarakat yang perkembangan ilmunya produktif biasanya maju dan cepat berkembang. Sementara masyarakat yang perkembangan ilmunya lambat biasanya tertinggal. Kunci penting yang menentukan perkembangan ilmu adalah itu memiliki karakteristik unik. Bisa jadi antara satu ilmuwan dengan ilmuwan yang lainnya memiliki karakteristik yang tidak sama. Orientasinya bisa jadi juga berbeda. Titik pokok aktivitasnya memang dunia ilmu, tetapi ilmu tersebut bisa digunakan sesuai dengan kepentingan ilmuwan. Ada yang menggunakannya untuk kepentingan idealis berupa pengembangan ilmu, namun ada juga yang menggunakannya untuk kepentingan yang lain, seperti eksistensi diri, ekonomi, budaya, dan bahkan seorang ilmuwan memang menekuni dunia keilmuwan secara serius. Ilmuwan semacam ini bisa disebut sebagai ilmuwan sejati. Ilmuwan sejati menjadikan ilmu sebagai media untuk membangun keluhuran nilai-nilai kemanusiaan. Ia selalu berusaha memposisikan kemanusiaan dalam kondisi dialogis yang dilakukan atas dasar saling pengertian dengan realitas yang ada di sekelilingnya. Dialog dilakukan dalam kerangka emansipasi, bukan The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu Yogyakarta Liberty, 2010, h. 94. 204 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Seorang ilmuwan seyogianya memang memihak terhadap kemanusiaan. Pemihakannya dilakukan terhadap dua posisi yang kontradiktif. Pertama, pada sisi nilai yang diposisikan dengan fakta. Kedua, pada posisi yang mampu mengembangkan kebiasaan-kebiasaan reîeksi kritis. Kedua pemikiran tersebut sesungguhnya bukan hal yang menyenangkan. Hal ini disebabkan karena pemisahan subjektif atau objektif senantiasa paralel dengan perbedaan antara fakta atau nilai. Perbedaan antara apa yang disebut dengan fakta âkerasâ dengan âkelembutanâ nilai, kebenaran dengan kegembiraan, objektivitas dengan subjektivitas, adalah instrumen menarik dan rumit ditangani karena cenderung tidak diadaptasikan pada Dengan demikian jelas bahwa ilmuwan ideal adalah ilmuwan sejati. Hal ini bermakna bahwa tidak semua ilmuwan itu ideal. Ada juga ilmuwan yang berorientasi pragmatis. Ilmuwan sejati senantiasa berusaha keras untuk mengembangkan ilmu yang ditekuninya sekaligus memihak kepada lain yang konotasinya hampir sama dengan ilmuwan adalah intelektual. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, intelektual itu memiliki dua pengertian pertama, cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Kedua, yang mempunyai kecerdasan tinggi; secara bahasa ini memang terlihat masih general. Dibutuhkan kriteria dan karakteristik tertentu agar sosok intelektual menjadi lebih konkrit. Melalui cara demikian menjadi jelas siapa saja îgur yang disebut sebagai satu kriteria yang penting untuk dipertimbangkan adalah ide. Seorang intelektual, dalam konteks Indonesia, merupakan agen perubahan kehidupan sosial politik. Perubahan yang diusung oleh kalangan 6 Adi Armin, Richard Rorty Jakarta Teraju, 2003, h. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai Pustaka, 2008, h. 335. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 205Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................intelektual bermuara pada ide-ide baru dan sikap Ide baru bisa muncul dari mana saja dan dari siapa saja. Tetapi pada seorang intelektual, potensi pengembangan ide, gagasan, pemikiran dan inovasi memiliki peluang yang lebih besar karena seorang intelektual memiliki wawasan luas, pengetahuan mendalam dan kemampuan reîeksi berbasis teori ataupun realitas. Apa yang dilontarkan seorang intelektual memiliki potensi terhadap terjadinya transformasi dalam makna yang luas. Sejarah perjalanan panjang bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kiprah yang dilakukan oleh kalangan intelektual di berbagai bidang kehidupan. Wang Xiang Jun menyatakan bahwa mustahil memahami perubahan sejarah tanpa memahami peran kaum intelektual. Mereka menciptakan gagasan tertentu. Gagasan ini kemudian diaplikasikan oleh para pemimpin. Margareth Thatcher tidak menemukan monoterisme sendirian, melainkan mengambil gagasan yang sudah ada. George Bush dipengaruhi oleh gagasan kaum intelektual Neocons. Deng Xiaoping tidak sekonyong-konyong memutuskan untuk membuka pasar Cina, melainkan ia dipengaruhi oleh perspektif yang dikembangkan kaum intelektual Cina yang telah memiliki kontak dengan dunia Kebijakan yang diambil seorang pemimpin tidak bisa dilepaskan dari pengaruh gagasan kalangan konteks sejarah Indonesia, kaum intelektual telah menjadi pelopor bagi tumbuhnya kesadaran baru yang memungkinkan munculnya tuntutan politis berupa sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Meskipun dalam perjalanan selanjutnya peran intelektual mengalami berbagai penurunan, telah tertanam suatu kepercayaan umum yang memiliki akar-akar psikologis dan historis dalam masyarakat akan pentingnya posisi kaum intelektual dalam mengatasi dan memecahkan permasalahan-permasalahan pelik menyangkut ideologi, 8 Muhammad AS Hikam, Demokrasi dan Civil Society, Cet. 2 Jakarta LP3ES, 1999, h. Wang Xiang Jun, China Membeli Dunia Yogyakarta Pustaka Solomon, 2010, h. 22-23. 206 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................politik, ekonomi, sosial dan intelektual akan senantiasa mendayagunakan akalnya untuk mengembangkan ilmu yang ditekuninya. Pemberdayaan akal merupakan media efektif untuk menemukan dan mengaktualisasikan potensi diri. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang senantiasa mendorong umatnya untuk berpikir. Jika seseorang mampu melakukan hal ini secara optimal maka ia bisa disebut sebagai seorang intelektual Muslim. Seorang intelektual Muslim memiliki beberapa karakteristik. Pertama, berzikir atau mengingat Tuhan dalam setiap situasi dan kondisi. Ia berzikir tidak hanya pada saat tertentu saja, melainkan pada setiap waktu. Kedua, mencermati secara detail fenomena yang terdapat di alam raya. Hal ini memberikan manfaat untuk memahami tujuan hidup manusia dan memahami kebesaran Tuhan. Selain itu, manfaat lain yang bisa diperoleh adalah kebahagiaan dan kenyamanan hidup di dunia ini. Ketiga, melakukan optimalisasi potensi untuk diwujudkan dalam aksi nyata yang memberikan manfaat terhadap lain yang juga sering dipakai adalah cendekiawan. Menurut Sumartana, âCendekiawan adalah seseorang yang peduli kepada nasib bangsanya, dan untuk itu ia terlibat dalam pembangunan.â12 Senada dengan intelektual dan ilmuwan, cendekiawan tidak hanya bergelut dengan konsep yang abstrak. Cendekiawan memang menyusun teori dan pemikiran, namun juga berusaha untuk menindaklanjutinya dalam aksi nyata. Pengalaman negara-negara Barat menunjukkan bahwa cendekiawan merupakan pelopor bagi terwujudnya sebuah wilayah publik yang bebas a free public sphere.13 Hal tersebut menunjukkan bahwa cendekiawan tidak hanya bergelut dengan hal-hal yang bersifat teoretis, melainkan juga bergiat dalam tataran Muhammad AS Hikam, Demokrasi..., h. M. Zainuddin, âPengembangan Sumber Daya Manusia...,â h. Th. Sumartana, âKebebasan dan Para Cendekiawan,â dalam Akhmad Fikri AF eds., Anarki Kepatuhan Yogyakarta LKiS, 1996, h. Muhammad AS Hikam, Demokrasi..., h. 99. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 207Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Ilmuwan, intelektual dan cendekiawan merupakan kategori yang longgar. Sangat mungkin seseorang bisa dikategorikan sebagai ilmuwan, intelektual, dan cendekiawan sekaligus jika memang memenuhi kriteria. Aspek deînisi, kategori dan karakteristiknya memang masuk dalam wilayah perdebatan. Aspek yang sesungguhnya jauh lebih substansial adalah bagaimana mereka menjalankan peran dan memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu dan transformasi kehidupan secara luas. Demi kepentingan praktis, di artikel ini digunakan kata ilmuwan digunakan untuk mewakili kata yang kaum pandai ini sangat menentukan terhadap perjalanan sebuah bangsa. Justru karena itulah harus dilakukan usaha-usaha serius yang memungkinkan lahirnya generasi baru kaum cerdik pandai tersebut. Kelahiran generasi baru yang dilakukan secara intensif memungkinkan lahirnya aktor-aktor baru yang dapat mempercepat proses transformasi sosial kemasyarakatan ke arah kehidupan yang lebih EtikaAspek mendasar yang menjadi tantangan ilmuwan di era sekarang ini adalah etika. Realitas kehidupan yang sarat anomali dan kontradiksi dengan etika menjadi tantangan yang tidak mudah untuk ditundukkan. Pada kondisi semacam ini, seorang ilmuwan sejati harus memiliki landasan etika yang kuat. Jika tidak maka ia akan kehilangan arah dan titik pijak dalam menjalankan tugas dan etika menjadi signiîkan perannya saat seorang ilmuwan melakukan interaksi. Salah satu bentuk interaksinya adalah interaksi dengan kekuasaan. Seorang intelektual tidak boleh mengorbankan ilmunya untuk kepentingan praktis. Hal ini penting menjadi perhatian karena tidak jarang atas nama kepentingan diri dan pragmatisme, seorang ilmuwan mengorbankan nilai kebenaran. Jika ini yang terjadi maka sesungguhnya kaum intelektual itu telah berkhianat kepada fungsinya yang mendasar. 208 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Seorang ilmuwan seharusnya memang benar-benar menyadari keberadaan dan fungsi dirinya. Kesadaran subjektifnya sebagai pengabdi kepada kebenaran dan kemanusiaan, harus dapat mengalahkan tarikan-tarikan objektif dari luar dirinya. Termasuk godaan dari pusat kekuasaan. Ilmuwan yang pengetahuannya luas banyak. Ilmuwan yang cerdas dan kritis juga banyak. Tetapi itu saja tidak cukup. Seorang ilmuwan harus juga memiliki integritas pribadi dan moral kebangsaan yang tinggi. Moralitas yang ditopang oleh kesadaran yang penuh atas fungsinya sebagai pengabdi kebenaran, sebagaimana dinyatakan Julien Benda, akan mempertahankan tegaknya pilar-pilar kecendekiawanan suatu bangsa. Benda ingin menekankan bahwa pengabdian ilmuwan adalah pada kebenaran yang didasari oleh cinta kepada kemanusiaan dan bukan cinta pada merupakan realitas hidup yang tidak mungkin dihindari dalam konteks sekarang ini. Kekuasaan secara deînisi adalah kemampuan untuk memengaruhi atau mengatur dalam suatu hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan, dan apa pun dasar kemampuan ini. Deînisi ini mengandung makna yang luas. Salah satu institusi yang memiliki kekuasaan adalah negara. Ciri khas negara, menurut Suseno, kekuasaannya memiliki wewenang. Maka kekuasaan negara juga dapat disebut âotoritasâ atau âwewenangâ. Otoritas atau wewenang adalah âkekuasaan yang dilembagakanâ, yaitu kekuasaan yang tidak hanya de facto menguasai, melainkan juga berhak untuk dan otoritas yang dimilikinya memiliki relasi resiprokal yang erat. Tidak ada kekuasaan tanpa otoritas. Kekuasaan dibangun di atas landasan otoritas yang kokoh. Tanpa otoritas, sebuah kekuasaan bisa runtuh. Implikasinya, membangun otoritas selalu dilakukan oleh kekuasaan melalui berbagai cara. Salah satunya melalui dukungan kalangan ilmuwan. 14 Syamsul Hadi, âBobolnya Pilar-pilar Kecendekiawananâ, dalam Akhmad Fikri AF eds., Anarki Kepatuhan..., h. Franz Magnis-Suseno, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Cet. 5 Jakarta Gramedia, 1999, h. 53. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 209Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Yudi Latif menjelaskan bahwa ilmu dan kekuasaan telah lama bersekutu. Sejarah perkembangan ilmu lebih mudah dijelaskan dengan logika âkemauan politikâ ketimbang tuntutan intrinsik pengembangan ilmu itu sendiri. Bahkan ketika tuntutan intrinsik menghendaki tahap lanjut dari perkembangan ilmu, tuntutan ini pun sulit direalisasikan tanpa dukungan Dukungan kalangan ilmuwan terhadap kekuasaan sesungguhnya merupakan hal wajar. Sejarah panjang kehidupan sosial politik sarat dengan persoalan semacam ini. Ada perdebatan, dukungan dan penolakan terhadap keterlibatan intelektual dalam panggung kekuasaan. Apa pun pilihannya sesungguhnya tergantung kepada masing-masing individu ilmuwan. Tetapi satu hal mendasar yang seharusnya disadari oleh seorang ilmuwan bahwa kebenaran jangan sampai digadaikan untuk kepentingan kekuasaan. Kekuasaan pun seharusnya memposisikan ilmuwan pada posisinya secara tepat. Relasi yang saling membangun ini penting agar saling mendukung satu sama lain, bukan saling menghegemoni. Apalagi jika kekuasaan memaksa ilmuwan untuk membangun teori, melakukan penelitian dan memberi masukan bagi kebijakan yang harus sesuai dengan kepentingan kekuasaan. Jika kondisi semacam ini yang ada, langkah terbaik bagi seorang ilmuwan adalah mundur dan keluar dari lingkaran kekuasaan. Independensi sebagai ilmuwan harus selain interaksi dengan kekuasaan, etika juga penting dalam kaitannya dengan tugas mendasar seorang ilmuwan, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan harus dibungkus dengan bingkai etika moral yang jelas. Hal ini penting dilakukan agar ilmu pengetahuan yang dikembangkan tidak semena-mena terhadap kemanusiaan. Ilmu pengetahuan yang tidak mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan justru merusak terhadap kehidupan manusia. Produk keilmuwan harus bermanfaat untuk seluruh 16 Yudi Latif, Masa Lalu yang Membunuh Masa Depan Bandung Mizan, 1999, h. 215. 210 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................umat Produk pengetahuan yang tidak bermanfaat bagi kemanusiaan dapat berimplikasi destruktif pada terjadinya krisis kemanusiaan. Krisis kemanusiaan menunjukkan adanya ketimpangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai-nilai moral. Keberhasilan ilmu eksakta dalam mengembangkan teknologi berhadapan dengan realitas kegagalan ilmu-ilmu humaniora dalam menjawab berbagai persoalan Sekarang ini merupakan zaman modern. Secara bahasa, modern berasal dari bahasa Latin âmodoâ yang berarti âjust nowâ atau âyang kiniâ. Istilah ini sering dikaitkan dengan keadaan kehidupan masyarakat Barat yang ditandai dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan Iptek membawa perubahan yang sangat mendasar pada konsep ruang. Pada masa sebelum ini konsep ruang dibatasi oleh geograîs, batas negara dan budaya. Kini batas-batas itu sudah tertembus dan akibatnya tidak ada satu peristiwa yang terisolasi secara geograîs. Ini mempunyai implikasi mendalam dalam banyak hal yang berkaitan dengan keyakinan modern tidak hanya berkaitan dengan dimensi îsik-material yang ditandai dengan kemajuan, tetapi juga berkaitan dengan karakteristik personal. Berkaitan dengan kemodernan personal, pendapat Alex Inkeles dan David Smith penting untuk dipertimbangkan. Menurut kedua intelektual ini, ada beberapa indikator yang menyangkut apa yang disebut sebagai individu modern. Pertama, opennes to new experience. Keterbukaan kepada hal-hal yang sifatnya baru sebenarnya mengandung dimensi disposisi psikologis, bukan sekadar kelatahan. Artinya, manusia modern itu secara sadar menerima sesuatu yang sifatnya baru. Hal-hal baru itu semakin sering datang dan harus direspon secara aktif-kreatif. Tanpa 17 M. Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Ting gi Pendekatan Integratif-Interkonektif Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2006, h. Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan Jakarta Rajawali Pers, 2013, h. Machasin, Islam Dinamis..., h. 33. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 211Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................keterbukaan terhadap hal-hal yang baru, ia akan semakin the readiness for social change. Individu yang modern selalu siap menerima perubahan sosial. Artinya, ia mau menerima kenyataan akan adanya perubahan yang menyeluruh seperti menyangkut partisipasi politik dari mekanisme politik yang tertutup dari segenap warga masyarakat yang mampu melaksanakannya, pemenuhan tuntutan yang dianggap wajar oleh sebagian kelompok masyarakat, hubungan yang lebih erat antara atasan dan bawahan dan lain sebagainya. Perubahan sosial ini berkaitan dengan berbagai aspek the realism of the growth of opinion. Seorang yang modern harus memiliki kemampuan untuk membentuk dan menyatakan pendapatnya yang menyangkut masalah-masalah yang timbul di sekitarnya. Artinya, ia harus mampu menempatkan dirinya dalam kerangka posisi dan pemikiran orang lain. Istilah sekarang adalah âempathyâ. Orang yang memiliki empathy bisa membayangkan dirinya dalam posisi untuk memberikan buah pikiran kepada orang lain yang dianggap membutuhkan. Di samping itu, manusia modern juga biasanya memberikan nilai yang positif terhadap buah pikiran dan pendapat orang the need of information. Individu yang modern selalu berkeinginan untuk terus-menerus memeroleh dan mengikuti perkembangan keadaan di sekitarnya. Oleh karena itu, ia selalu ingin memiliki sejumlah informasi yang dianggap penting. Hal ini disebabkan karena informasi menjadi salah satu penanda penting zaman sekarang. Informasi datang secara berlimpah. Penguasaan terhadap informasi menjadi penanda penting eksistensi secara individu maupun oriented toward future and punctuality. Manusia modern selalu berorientasi ke masa depan dengan melihat masa sekarang dan mengambil pengalaman dari masa lampau. Di samping itu, ia harus mau menghargai dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Kesetiaan untuk menepati waktu atau punctuality merupakan sesuatu yang sangat melekat pada individu yang modern. Kedisiplinan menjadikan seseorang selalu 212 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................dapat menjalani kehidupan dengan orientasi kemajuan yang efîcacy. Artinya, individu yang modern percaya betul bahwa ia atau masyarakatnya harus mampu mengontrol lingkungan di sekitarnya, bukan sebaliknya. Ia harus mampu menata dan mengorganisasi kehidupannya dengan menata lingkungan di sekitarnya, bukan lingkungan yang mendiktenya. Kondisi semacam ini menunjukkan bahwa manusia modern itu memiliki tingkat kemandirian, kreativitas dan orientasi hidup yang planning. Manusia modern harus memiliki perencanaan yang jelas, baik yang berjangka pendek maupun berjangka panjang, baik yang menyangkut masalah kemasyarakatan maupun yang menyangkut masalah pribadinya. Adanya perencanaan menunjukkan bahwa segala sesuatu tidak berjalan secara bebas, melainkan dalam kerangka yang jelas. Perencanaan yang baik menentukan hasil yang juga baik. Kedelapan, calculability. Manusia modern harus mempunyai keyakinan bahwa lingkungannya mesti dapat diperhitungkan. Artinya, orang-orang dan lembaga-lembaga yang ada di sekitarnya dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya dan dapat ia percaya. Kesembilan, the valuing of technical skill. Kemampuan teknis merupakan sesuatu yang sangat bernilai bagi manusia modern. Manusia modern percaya bahwa reward itu diberikan dengan mempertimbangkan secara objektif aspek keahlian. Reward diberikan bukan berdasarkan nilai-nilai yang sifatnya aspirations, educational and occupational. Manusia modern harus memiliki aspirasi tinggi dan mempercayai bahwa pendidikan merupakan kebutuhan mutlak dalam kehidupannya. Manusia modern juga harus mempertimbangkan bahwa pekerjaan diperoleh bukan berdasarkan pertimbangan tradisional, melainkan atas dasar prestasi yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah awareness of and respect for the dignity of other. Manusia modern itu harus toleran dan menghargai manusia yang lainnya. Ia EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 213Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................harus memposisikan orang lain secara bijak karena mereka mempunyai kemuliaan dan kebajikan yang understanding production. Manusia modern dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan pengadaan barang-barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan optimism. Manusia modern harus selalu bersifat optimis dan tidak lekas menyerah terhadap keadaan dan tantangan yang Pengembangan Ilmu PengetahuanPengembangan ilmu pengetahuan menjadi tugas pokok seorang ilmuwan. Ilmuwan tidak akan disebut sebagai ilmuwan sejati jika tidak mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang menjadi bidang dan pokok kajiannya. Justru ketika aktivitasnya tidak melahirkan perspektif baru, teori baru dan temuan-temuan baru maka posisinya sebagai ilmuwan layak untuk pengetahuan merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang Secara lebih detail, ilmu pengetahuan memiliki beberapa persyaratan. Pertama, setiap manusia memiliki hak dasar untuk mencari ilmu. Hak ini tidak dapat diganggu gugat. Hal ini berlaku pada siapa pun, terlepas dari kasta, kepercayaan, jenis kelamin dan usia. Kedua, metode ilmiah itu tidak hanya pengamatan atau eksperimentasi akan tetapi juga teori dan sistematisasi. Pengetahuan mengamati fakta, mengklasiîkasikannya sebagai dasar untuk menyusun teori. Ketiga, ilmu pengetahuan itu jelas 20 Afan Gaffar, âModernitas dan Islam Dua Kutub yang Bertentangan?â dalam Ahmad Syaîi Maarif eds., Al-Qurâan dan Tantangan Modernitas, Cet. 4 Yogyakarta Sipress, 1996, h. Dagobert D. Runes, Dictionary of Philosophy New Jersey Littleîeld, Adam & Co, Totowa, 1976, h. 324. 214 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................dan terbukti berguna dan berarti, baik untuk tingkat individu maupun tingkat sosial. Aspek ini tidak perlu untuk diperdebatkan ilmu pengetahuan tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan itu memiliki dimensi universal dan misi mendasar, yaitu kemanusiaan. Manusia memang seharusnya menjadi titik orientasi dan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Penghargaan terhadap manusia menjadikan ilmu pengetahuan dapat berjalan berdasarkan nilai-nilai fundamental kemanusiaan. Ilmu pengetahuan yang mengabaikanâapalagi melepaskanâterhadap nilai-nilai kemanusiaan memiliki konsekuensi pada munculnya berbagai ekses negatif pada kemanusiaan. Aspek semacam inilah yang seharusnya menjadi perhatian kalangan ilmuwan dalam pengembangan ilmu ontologis, ilmu pengetahuan memiliki dua dimensi. Pertama, dimensi struktural. Dimensi ini menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu haruslah mengandung unsur-unsur objek sasaran untuk diteliti yang disebut gegenstand. Gegenstand ini terus-menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti, alasan dan data-data tertentu dalam mempertanyakan gegenstand tersebut. Setelah melalui proses tersebut hasil-hasilnya kemudian disusun dalam satu kesatuan sistem. Kedua, dimensi fenomenal. Pada dimensi ini ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai masyarakat. Masyarakat yang dimaksudkannya adalah sekelompok elit yang dalam kehidupannya sangat patuh pada kaidah-kaidah ilmiah. Kaidah-kaidah ilmiah yang dimaksudkan adalah universalisme, komunalisme, dis-interestedness dan skeptisme yang terarah dan teratur organized scepticism. Di samping itu, ilmu pengetahuan juga menampakkan diri sebagai proses dan sebagai pengetahuan dan teknologi melahirkan atau menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru bagi manusia, yaitu sarana kemudahan. Sarana 22 Kadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam, terj. Hasan Basri Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 1989, h. Imam Syaîâie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Qurâan, Telaah dan Pendekatan Filsafat Ilmu Yogyakarta UII Press, 2000, h. 10-11. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 215Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................kemudahan diciptakan manusia dengan usaha yang sangat besar dan dengan susah payah, namun hasilnya membuat banyak orang menjadi amat dan semakin tergantung kepadanya sehingga ketika fasilitas teknologi tidak tersedia banyak manusia merasa tidak dapat melakukan hal-hal yang menjadi tugasnya. Sementara itu, sarana-sarana itu memerlukan banyak persyaratan untuk pengadaan dan kerangka pengembangannya, ilmu pengetahuan harus memiliki landasan îlsoîs yang kokoh. Ilmu pengetahuan yang dipelajari dan dikembangkan akan menjadi acuan dalam pemikiran, sikap, perilaku dan aplikasi kehidupan masyarakat luas. Pada perspektif inilah, ilmu pengetahuan yang dikembangkan harus dipahami dalam kerangka sistem yang utuh. Keutuhan sistem ilmu pengetahuan dan teknologi Iptek, dengan didukung oleh moralitas dan perilaku ilmiah, dapat menjamin pemberdayaan Iptek secara berkeadilan sebagai jalan menuju hidup dan kehidupan yang Kita selayaknya belajar dari peradaban Barat yang kini mengalami berbagai persoalan karena konstruksi ilmu pengetahuan sekuler yang dikembangkannya. Ada beberapa implikasi negatif dari model ilmu pengetahuan semacam itu. Pertama, sains modern yang dikembangkan oleh Barat melihat alam beserta hukum dan polanya, termasuk manusia sendiri, hanya secara material dan insidental belaka tanpa interferensi Allah. Implikasinya, manusia tanpa kendali memperlakukan alam tanpa mempertimbangkan berbagai aspek secara komprehensif. Kerusakan lingkungan sekarang ini merupakan bukti nyata eksploitasi dan keserakahan secara metodologis, sains modern tidak bisa diterapkan untuk memahami realitas sosial masyarakat Muslim yang mempunyai pandangan hidup yang berbeda dengan Barat. Sementara keilmuwan Islam yang memang banyak bersentuhan dengan nilai-nilai teologis dinilai terlalu 24 Machasin, Islam Dinamis..., h. 35. 25 Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Persoalan Eksistensi dan Hakikat Ilmu Pengetahuan Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2008, h. 22. 216 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................berorientasi pada religiusitas dan spiritualitas dan tidak mempedulikan terhadap pentingnya ilmu-ilmu sosial dan ilmu hidup dan kehidupan yang berkeseimbangan harus terus-menerus diusahakan dan diperjuangkan. Ia tidak akan datang dengan sendirinya dan dengan begitu saja. Ilmu pengetahuan yang keberadaan dasarnya untuk kepentingan manusia terutama dalam memperbaiki hidup dalam rangka meningkatkan serta mencapai kebahagiaan dan ketenangan hidup, dalam realitasnya justru menghadirkan berbagai persoalan. Ilmu pengetahuan sekarang ini, kata Soedjatmoko, berhadapan dengan pertanyaan pokok tentang jalan yang harus ditempuh selanjutnya. Pertanyaan itu sebenarnya berkisar pada ketidakmampuan manusia mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi itu. Pertanyaan-pertanyaan mengenai dirinya sendiri, mengenai tujuan dan mengenai cara-cara pengembangannya, tidak akan dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan tanpa menoleh pada patokan-patokan mengenai moralitas, makna dan tujuan hidup manusia, termasuk apa yang baik dan apa yang buruk bagi manusia modern. Patokan-patokan itu ternyata berakar pada pemikiran di atas, dalam usaha untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dapat dipertanggungjawabkan secara etis maka penelitian ilmiah perlu terus dilakukan oleh para ilmuwan dengan tidak meninggalkan moral dan agama yang seharusnya mendasari segala kegiatannya. Asas moral yang terkandung dalam kegiatan keilmuwan merupakan sumbangan positif, baik bagi pembentukan manusia perorangan maupun pembentukan karakter suatu Pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia menjadi kebutuhan mutlak. Ilmu pengetahuan adalah kunci penting yang mengantarkan ke arah kemajuan hidup. Jika ilmu pengetahuan di berbagai bidang kehidupan 26 A. Khudori Sholeh, âMencermati Gagasan Islamisasi Ilmu Faruqi,â dalam Jurnal El-Harakah, Edisi 57, Tahun XXII, Desember 2001-Februari 2002, h. Soedjatmoko, Pembangunan dan Kebebasan Jakarta LP3ES, 1983, h. Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial dan Politik Jakarta Gramedia, 1986, h. 16. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 217Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................dapat terus tumbuh dan berkembang secara produktif maka kemajuan kehidupan secara umum akan dapat tentang pengembangan ilmu pengetahuan harus terus-menerus disosialisasikan dan dilakukan karena menjadi kebutuhan mendasar bagi kemajuan Indonesia. Selama ini pengembangan ilmu pengetahuan sesungguhnya sudah dilakukan, tetapi sifatnya parsial dan belum menjadi gerakan nasional. Karena itulah, sosialisasi dan gerakan secara luas penting untuk terus ini pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangannya adalah birokratisasi. Bukan rahasia jika birokratisasi merambah berbagai bidang kehidupan di Indonesia, termasuk bidang yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Saat ilmuwan dan ilmu pengetahuan terjerat dalam birokratisasi maka kecil kemungkinan untuk berkembang. Birokratisasi menghambat kinerja eksplorasi ilmu itu, elitisasi juga menjadi hambatan tersendiri. Hambatan terjadi karena elitisasi merupakan sesuatu yang kontradiktif dengan kesejatian ilmu. Bukan penilaian yang berlebihan jika ada yang menyebut telah terjadi pengkhianatan terhadap kesejatian ilmu saat praktis pengembangan ilmu pengetahuan disubordinasikan ke dalam proyek pengembangan teknologi yang serba elitis. Pengkhianatan ini berimplikasi luas. Pertama, ilmuwan yang terlibat dalam proses ini akan mengalami kegagalan. Kegagalannya berkaitan dengan usahanya untuk memperjuangkan aspirasi publik tentang ilmu pengetahuan dan memperjuangkan kepentingan dirinya sebagai seorang ilmuwan. Dalam hal ini, kalangan ilmuwan tertentu yang dianggap tidak memberikan peran dalam orientasi pengembangan teknologi akan segera menjadi kelompok yang tersisihkan. Kedua, terjadi pergeseran sifat ilmu. Dalam keterlibatannya sebagai penasihat atau pendukung proyek elitis, watak ilmu yang dikembangkan seorang ilmuwan bergeser sifatnya; dari proporsional objective analysis menjadi intensional mengabsahkan pilihan-pilihan elit. 218 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Ketiga, sebagai konsekuensi dari itu semua, mereka pun otomatis akan gagal menjalankan peran sebagai juru bicara publik untuk melakukan kritik dan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan ilmu Ada banyak strategi yang dapat dipilih untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Pertama, membentuk masyarakat ilmiah. Masyarakat ilmiah adalah sebuah masyarakat yang mendasarkan segenap aktivitas dan orientasi kegiatannya berdasarkan kepada kaidah-kaidah ilmu pengetahuan. Masyarakat ilmiah yang terbentuk akan cukup menentukan kebijakan sebab posisinya yang cukup diperhitungkan oleh pemerintah maupun pengusaha. Masyarakat semacam ini akan selalu menjadi rujukan pihak pemerintah maupun ada aspek mendasar yang seyogianya diperhatikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, yakni karakter. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan di Indonesia tidak bebas nilai. Pengembangannya harus memperhatikan terhadap landasan metaîsis, epistemologis dan aksiologis dari pandangan hidup bangsa Indonesia. Pemikiran yang melandasinya adalah ilmu pengetahuan tidak pernah dapat memberikan penyelesaian terakhir dan menentukan karena tidak ada ilmu yang mendasarkan dirinya sendiri secara absolut. Konstruksi semacam ini memungkinkan terjadinya harmonisasi antara rasionalitas dengan kearifan. Ketiga, pengembangannya harus memperhatikan relasi antarilmu tanpa mengorbankan otonomi antara masing-masing disiplin ilmu. Namun demikian relasi ini sesungguhnya tidak sederhana. Pada perspektif inilah îlsafat ilmu penting perannya untuk menjernihkan relasi antarilmu yang bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Implikasinya, ilmu pengetahuan yang dikembangkan juga harus mempertimbangkan terhadap dimensi religius. Aspek ini penting diperhatikan karena ilmu pengetahuan sekular yang memisahkan agama di dalamnya kurang cocok 29 Yudi Latif, Masa Lalu..., h. 184-185. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 219Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................bagi bangsa Indonesia. Pengalaman negara Barat menunjukkan bahwa pemisahan ilmu pengetahuan dan agama berimplikasi pada krisis ilmu Karena itulah, dimensi esoteris agama perlu digali agar masyarakat ilmiah dapat memadukan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai religius atau mengembangkan sinyal-sinyal yang terkandung secara eksplisit dalam ajaran agama tentang manfaat ilmu pengetahuan bagi umat lebih aplikatif, Qomar menawarkan beberapa agenda untuk kemajuan bangsa dan negara. Adapun langkah-langkah tersebut adalah pertama, mengubah tradisi berpikir normatif menjadi tradisi berpikir teoritis-aplikatif. Tradisi normatif bukannya tidak ada manfaatnya, tetapi tradisi berpikir ini cenderung pasif dan kurang produktif. Mengubah tradisi berpikir normatif menuju tradisi berpikir teoritis-aplikatif membutuhkan beberapa langkah, yaitu teologi menuju îlsafat sosial lalu bergerak ke teori sosial dan akhirnya bermuara pada perubahan mengubah tradisi berpikir ideologis menjadi tradisi berpikir rasional. Tradisi berpikir ideologis, menurut Qomar, bermuara pada satu kata kunci, yaitu kepentingan. Karakteristik yang melekat pada tradisi berpikir ini adalah tertutup, pemihakan, sektarian, mengklaim paling benar dan menutup pintu dialog. Strategi pengembangan ilmu pengetahuan harus mentradisikan berpikir rasional. Berpikir rasional menjadi ciri penting masyarakat yang telah maju. Adapun mekanismenya dimulai dari âkesadaran mengutamakan kebenaran,â lalu menuju âmeniadakan keberpihakan,â setelah bergerak menuju âmencari dasar argumentasi yang paling kuat,â dan akhirnya âmenerima dan mengukuhkan suatu kebenaran meskipun berlawanan dengan ideologinya tidak melakukan penyakralan terhadap pemikiran Islam. 30 Armahedi Mahzar, Islam Masa Depan Bandung Pustaka, 1983, h. Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2006, h. Mujamil Qomar, Merintis Kejayaan Islam Kedua, Merombak Pemikiran dan Mengembangkan Aksi Yogyakarta Teras, 2011, h. Ibid., h. 234-236. 220 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Sikap penyakralan menunjukkan tidak adanya dinamika, keberanian melakukan pencermatan dan bahkan melemahkan kreativitas. Aspek yang penting dilakukan adalah mengubahnya menjadi kritik konstruktif. Tradisi kritik yang dilakukan dengan empati menjadi faktor penting kemajuan. Adapun mekanismenya dimulai dari âtelaah atas pemikiran,â kemudian âpencarian kelemahan,â lalu âpenemuan kelemahan,â dilanjutkan dengan âpenyampaian kritik,â dilanjutkan dengan âpenawaran pemikiran baru sebagai solusi,â sebagai responnya adalah âsiap dikritik orang lain,â dan diakhiri âmenyiapkan argumentasi yang kuat secara ilmiah sebagai jawaban terhadap kritik orang lain tersebutâ.34Keempat, mengubah kecenderungan tradisi berpikir aksiologis menjadi berpikir secara epistemologis. Tradisi berpikir aksiologis ditandai dengan kecenderungan untuk berdebat pada persoalan-persoalan elementer yang hanya menghabiskan energi tetapi tanpa kontribusi untuk kemajuan. Konsentrasi aksiologis pada hasil dan nilai kurang produktif sehingga penting untuk digeser menjadi wilayah proses dan cara. Aspek ini menjadi konsentrasi pemikiran epistemologis. Pemikiran ini dapat mendorong untuk mengkonstruk ilmu pengetahuan. Penguasaan terhadap pemikiran epistemologi menjadi bekal penting untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, bahkan sangat mungkin untuk membangun ilmu. Langkah yang dapat ditempuh dimulai dari âmenguasai îlsafat,â lalu âmenguasai epistemologi,â dilanjutkan dengan âmenguasai metode metodologi,â yang membawa hasil berupa âmenemukan gumpalan pengetahuan knowledge,â dan diujungnya âmerumuskan ilmu pengetahuan.â35Kelima, mengubah tradisi berpikir yang menekankan pada penguasaan materi menjadi penekanan pada metodologi. Penguasaan materi itu penting, tetapi tidak cukup untuk membangun kemajuan. Karena itu harus diimbangi dengan penguasaan metodologi. Semua 34 Ibid., h. Ibid., h. 237-239. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 221Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................negara maju adalah bangsa yang bermetodologi. Upaya perumusan pengetahuan menjadi ilmu bisa ditempuh melalui langkah awal berupa âtelaah terhadap materi keilmuwan,â lalu dilanjutkan dengan âpencarian metode pengembangan,â yang hasilnya berupa âpenemuan metode baru yang bersifat mengembangkan.â Metode baru ini kemudian diikuti dengan âaplikasi metode baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,â dan ditutup dengan âpengembangan khazanah keilmuwan.â36 Keenam, mengubah mentalitas inferior menjadi superior dalam kerangka pengembangan pemikiran-pemikiran strategis. Dibutuhkan keberanian untuk menyampaikan gagasan di tengah publik sekaligus berani dikritik dan diuji keabsahannya oleh orang lain. Modal utama untuk melakukan tahap ini adalah keberanian dan kemampuan. Agenda ini mekanismenya dimulai dari âperenungan secara mendalam terhadap masalah-masalah mendasar yang dihadapi oleh umat.â Setelah dilakukan secara serius langkah ini menghasilkan âpenemuan konsep pemikiran-pemikiran strategis.â Jika ini mampu dilakukan maka langkah selanjutnya adalah âupaya menumbuhkan keberanian menyampaikan temuan pemikiran secara mandiri dan bertanggungjawab.â Puncak dari langkah ini adalah âsemangat mengatasi problem-problem yang dihadapi umat.â37Ketujuh, mengubah tradisi mengekspresikan pikiran secara lisan menjadi tradisi tulis. Tradisi tulis adalah tradisi masyarakat maju. Parameter kualitas ilmuwan adalah tulisan, bukan pidato. Adapun tahapan yang ditempuh diawali dengan âmenentukan tema tulisan,â lalu âmencari data teoritis dan empiris.â Setelah terpenuhi maka biasanya akan âmerangsang timbulnya gagasan dan mengidentiîkasinya,â untuk kemudian âmelakukan pengelompokkan clustering data dan gagasanâ, lalu âmengekspresikan data dan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan.â Dua langkah terakhir adalah âmencermati ulangâ dan âmelakukan revisiâ.38 Kedelapan, mengubah tradisi menyampaikan pemikiran orang lain 36 Ibid., h. Ibid., h. Ibid., h. 243-244. 222 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................menjadi tradisi menyampaikan pemikiran sendiri. Untuk merealisasikan gagasan ini, beberapa langkah yang dapat ditempuh adalah, âsemangat mengejar ketinggalan dari orang-orang Barat,â lalu diikuti dengan langkah âusaha mengukur kualitas pemikiran dan penelitian mereka,â kemudian memiliki âsemangat menandingi mereka,â lalu âsemangat melakukan pendalaman pemikiran dan penelitian,â setelah itu âsemangat berargumentasi secara ilmiah,â dan diakhiri dengan âsemangat menawarkan alternatif-alternatif pemikiran paradigmatikâ.39 Kesembilan, mengembangkan sosialisasi pemikiran dari skala lokal-nasional menjadi skala internasional. Mekanismenya adalah âmenyusun tulisan yang berkualitas internasional,â lalu âmenggunakan bahasa Inggris atau Arabâ, kemudian âmencari penerbit yang bersedia menerbitkan di penerbit luar negeriâ, kemudian âpelaksanaan penerbitanâ dan diakhiri dengan âpendistribusian secara internasionalâ.40KesimpulanDalam perkembangannya, ilmu pengetahuan membutuhkan usaha dan strategi yang tepat. Tanpa usaha serius dan sistematis, ilmu pengetahuan hanya akan menjadi milik kaum elit yang tidak berperan signiîkan dalam memajukan kehidupan. Pada titik inilah, ilmuwan dituntut sebagai îgur kunci menjadi penentunya. Dalam menjalankan tugasnya, ilmuwan harus melandaskan diri pada etika. Tanpa mempertimbangkan aspek etika, seorang ilmuwan bisa terjatuh pada perilaku tidak terpuji. Ia bisa saja mengorbankan ilmu pengetahuan yang dikuasainya untuk kepentingan pragmatis. Adanya etika menjadi penanda agar aspek kemanusiaan menjadi prioritas penting dalam pengembangan ilmu juga menjadi kunci penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Tanpa strategi yang tepat ilmu pengetahuan tidak 39 Ibid., h. Ibid., h. 246-247. EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 223Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................akan mampu bertransformasi secara praktis dalam konteks kemajuan masyarakat, termasuk masyarakat Indonesia. Pada titik inilah, ilmuwan harus melakukan berbagai terobosan agar ilmu pengetahuan bukan hanya milik mereka, tetapi juga milik masyarakat luas. 224 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Daftar PustakaAbdullah, M. Amin, Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif, Yogyakarta Pustaka Pelajar, Adi, Richard Rorty, Jakarta Teraju, Afan, âModernitas dan Islam Dua Kutub yang Bertentangan?â, dalam Ahmad Syaîi Maarif eds., Al-Qurâan dan Tantangan Modernitas, Cet. 4, Yogyakarta Sipress, The Liang, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta Liberty, Muhammad AS., Demokrasi dan Civil Society, Cet. 2, Jakarta LP3ES, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta Rajawali Pers, Wang Xiang, China Membeli Dunia, Yogyakarta Pustaka Solomon, 2010. Kadir, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam, terj. Hasan Basri, Jakarta Yayasan Obor Indonesia, Yudi, Masa Lalu yang Membunuh Masa Depan, Bandung Mizan, Revolusi Pancasila, Bandung Mizan, Islam Dinamis Islam Harmonis, Lokalitas Pluralisme Terorisme, Yogyakarta LKiS, Armahedi, Islam Masa Depan, Bandung Pustaka, Rizal dan Munir, Misnal, Filsafat Ilmu, Yogyakarta Pustaka Pelajar, Mujamil, Merintis Kejayaan Islam Kedua, Merombak Pemikiran dan Mengembangkan Aksi, Yogyakarta Teras, Dagobert D., Dictionary of Philosophy, New Jersey Littleîeld, Adam & Co, Totowa, A. Khudori, âMencermati Gagasan Islamisasi Ilmu Faruqi,â Jurnal El-Harakah, Edisi 57, Tahun XXII, Desember 2001-Februari Pembangunan dan Kebebasan, Jakarta LP3ES, Th., âKebebasan dan Para Cendekiawan,â dalam Akhmad Fikri AF eds., Anarki Kepatuhan, Yogyakarta LKiS, Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Persoalan Eksistensi dan EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015 ж 225Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi.................Hakikat Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2008. Suseno, Franz Magnis, Etika Politik, Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Cet. 5 Jakarta Gramedia, 1999. Suriasumantri, Jujun S., Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial dan Politik, Jakarta Gramedia, 1986. Syaîâie, Imam, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Alquran, Telaah dan Pendekatan Filsafat Ilmu, Yogyakarta UII Press, Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, M., âPengembangan Sumber Daya Manusia PTIS dalam Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Tahap Kedua,â dalam Azwar Anas, dkk, Kompetensi Perguruan Tinggi Islam Swasta dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, Yogyakarta Tiara Wacana, 1993. 226 ж EpistemĂ©, Vol. 10, No. 1, Juni 2015Maftukhin Ilmuwan, Etika dan Strategi................. ... Sewajarnya, kemajuan teknologi ini menggalakkan pembelajaran kendiri yang membantu mahasiswa untuk membangunkan personaliti diri melalui pembacaan dan pencarian bahan rujukan ilmiah Abdullah 2004;Maria et al. 2011. Namun dalam keghairahan mengejar keperluan revolusi industri ini, perkara yang perlu diambil perhatian juga adalah kesan negatif teknologi terhadap manusia seperti kebergantungan kepada teknologi Maftukhin, 2015, lemah daya tumpuan, pengurangan peranan modal insan serta perubahan dalam keperluan pendidikan, cara hidup dan berinteraksi Ali et al. 2017. Perkara ini lebih rumit apabilalambakan maklumat mengundang kekeliruan dalam masyarakat kerana lemah dalam menganalisis Mohd Farid, 2016. ...... Tambahan pula, membaca merupakan asas penting dalam menghasilkan penulisan ilmiah yang bermutu. Ia adalah kemahiran yang mesti ada pada pelajar institut pengajian tinggi Pineteh, 2014;Chokwe, 2013 dan para ilmuwan Abu Hassan 2006;Fairbairn & Fairbairn 2011;Maftukhin 2015 bagi membolehkan idea dan pemikiran diekspresikan melalui penulisan yang berkualiti. Selain itu, peranan motivasi intrinsik dalam cinta ilmu juga perlu dicambahkan kerana tindakan seseorang adalah bergantung kepada dorongan dalaman di samping faktor luaran. ...... Justeru, dorongan untuk mencintai ilmu turut mempunyai hubungan dengan keperibadian ummah cemerlang yang terdiri daripada ibadah, akidah dan akhlak. Ini menepati peranan ilmu sebagai wasilah dalam membangunkan keluhuran nilai-nilai kemanusiaan Maftukhin 2015. Mereka yang benar-benar mencintai ilmu sentiasa berusaha mencari makna dalam setiap ilmu yang dipelajari Bain 2012. ...Kemajuan teknologi hari ini merupakan sebahagian daripada kesan Revolusi Industri yang melibatkan perubahan dalam pelbagai aspek hidup manusia termasuk keilmuan dan keperibadian. Mahasiswa Muslim hari ini perlu dilengkapkan dengan ilmu dan kemahiran yang sesuai bagi menghadapi cabaran revolusi ini. Di samping itu, keperibadian ummah cemerlang yang berdaya saing perlu dibangunkan agar mampu memanfaatkan perkembangan ini selaku khalifah. Kajian ini bertujuan untuk menjalankan Analisis Penerokaan Faktor EFA dan Analisis Pengesahan Faktor CFAbagi menguji kesesuaian pemboleh ubah Instrumen Cinta Ilmu dan Keperibadian Ummah Cemerlang. Satu set soal selidik diedarkan kepada 415 mahasiswa Muslim dan dianalisis menggunakan ujian analisis pengesahan faktor CFA dengan bantuan perisisan AMOS Merujuk kepada modifikasi dan nilai goodness of-fit, didapati nilai fit indices adalah lebih baik setelah melalui beberapa proses perubahan. Selain itu, ujian kesahan dan kebolehpercayaan turut dilakukan terhadap model pengukuran ini. Hasil kajian menunjukkan bahawa model pengukuran cinta ilmu yang sah terdiri daripada enam pembolehubah iaitu cinta pembacaan dan motivasi intrinsik yang mewakili cinta ilmu serta ibadah, akidah, akhlak terhadap keluarga dan akhlak terhadap masyarakat yang mewakili keperibadian ummah cemerlang. Analisis ini menunjukkan terdapat hubungan antara cinta ilmu dengan keperibadian ummah cemerlang. Maka, kajian ini mengetengahkan keperluan masyarakat dan universiti untuk memberi perhatian kepada usaha menyuburkan budaya ilmu mahasiswa dan mengembangkannya supaya nilai-nilai murni ini tidak terhad kepada manfaat individu sahaja tetapi juga orang lain.... Etika ini harus diajarkan dalam pembelajaran biologi dan diterapkan dalam kegiatan praktikum dengan harapan dapat melatih akademisi sebagai calon peneliti bidang biologi untuk menerapkan prinsip etika dalam seluruh aktivitas penelitiannya. Peneliti penting menerapkan prinsip etika dalam seluruh aktivitas penelitian biologi agar dapat menghasilkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk manusia tanpa merugikan makhluk hidup lain dan lingkungan sekitar Maftukhin, 2015;Sya'roni, 2014. ...Novatul Labibah Abdul Rasyid Fakhrun GaniIrine NiandariAndi Basliahwanti MurtiThis study aims to analyze the role of basic ethical principles and codes of ethics in biological research using human and animal subjects, so that academics are expected to understand and apply ethics in their research through biology learning. This study uses qualitative methods through the stages of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results show that biological research with human subjects must apply three basic ethical principles including autonomy, generosity, and justice. Three ethical principles that must be applied in biological research with experimental animal subjects are replacement, reduction, and refinement. Thus, the role of ethics in biological research is to regulate researchers in carrying out research regarding what to do, what can and cannot be done through a code of ethics in the form of honesty, integrity, thoroughness, openness, respect for intellectual rights, confidentiality, responsibility for publications, mentoring responsibility, social responsibility, non-discrimination, competence, and legality. Biological research ethics needs to be taught in biology learning so that academics as prospective researchers can understand and comply with them, so that their findings avoid ethical problems that harm humans, animals or the environment.... Jurnal dipakai sebagai ajang untuk mempublikasikan hasil penelitian pada kajian keilmuan tertentu spesifik dan dalam rangka pengembangan keilmuan tersebut. Sedikit kontraproduktif dengan hasil penelitian Maftukhin 2015, yaitu bahwa salah satu strategi yang bisa dipakai dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah dengan relasi antar ilmu yang berarti mempersyaratkan adanya keluasan cakupan keilmuan. ...This study aims to map educational management studies in Indonesia, which includes the mapping of educational management studies in state and private colleges; as well as the comparison between the number of scientific journals and the number of educational management study programs from all levels of higher education in Indonesia. This study employed quantitative research methods and its data sources were originated from documents available on the website of Sinta Kemenristek/BRIN. The data were analyzed by employing descriptive statistics and explained by using descriptive narrations. The results show that there are 48 subjects of educational management studies in Indonesia and there are 299 authors who conduct studies on these subjects. These studies were published by 24 scientific journals. The subjects of educational management and Islamic educational management studies have the most sub-studies compared to other study subjects, including 12 sub-studies offered by these scientific journals. Moreover, there are 7 scientific journals owned by private Islamic colleges, 6 scientific journals owned by state colleges, 2 scientific journals owned by private colleges, and 1 scientific journals owned by a scientific community. Keywords Educational management; mapping scientific journals Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kajian manajemen pendidikan di Indonesia, yang mencakup pemetaan kajian manajemen pendidikan di PTN dan PTS; serta perbandingan antara jumlah jurnal dengan jumlah program studi manajemen pendidikan dari semua jenjang pendidikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sumber data dari dokumen di website sinta Kemenristek/BRIN. Analisis data menggunakan statistik deskriptif, dan dijelaskan dengan menggunakan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan subyek kajian manajemen pendidikan di Indonesia tercatat sejumlah 48 dan terdapat 299 orang penulis yang mengkajinya. Terwadahi dalam jurnal yang berjumlah 24 jurnal. Subyek kajian Education Management/Islamic Education Management juga paling banyak memiliki sub kajian dibandingkan subyek kajian lainnya yaitu memiliki 12 sub kajian yang ditawarkan oleh jurnal. Jurnal terbanyak dimiliki oleh PTKIN yaitu 8 jurnal dan PTKIS dengan 7 jurnal, selebihnya 6 jurnal dari PTN, 2 jurnal dari PTS dan 1 jurnal dari komunitas keilmuan. Kata kunci Peta kajian jurnal; manajemen pendidikan... There are a lot of types of non-scientific knowledge in Java Island influenced by traditional beliefs. Maftukhin 2015 explained that scientific knowledge has clear boundaries with modern knowledge, not all indigenous knowledge in society could be studied scientifically. This study reinforces the importance of mastering the basic concepts of scientific knowledge for prospective teachers who planned to transform traditional knowledge into scientific knowledge. ...The research explores the indigenous knowledge of Java north coast community in Java Island, Indonesia. The research is carried out with prospective science teachers employing the Science Integrated Learning SIL model. The method adopted is descriptive research. The correlation test resulted in the sig. value Due to the secular paradigm, modern Western knowledge becomes dry, even apart from the monotheistic or theological values. Consequently, modern science sees nature and man as mere material and incidental existence without God's interference, so that it can be exploited without calculation. This paper reviews the idea of Faruqi bringing together the secular and Western paradigm in the birth of modern monotheistic scholarship. The Islamization program of Faruqi science emphasizes on the total overhaul of western social science because it is considered Eurocentric. The steps of Islamization of the given science and its criticism of the reality of Islamic education is a major contribution to the reform of the Islamic education system. The ideas that need to be conveyed are first, the relevance of Islam in every field of science. Second, the principle of the unity of truth and knowledge. Thirdly, objective criteria in providing an epistemological basis for the natural and social sciences today are mistaken. Fourth, the discipline of science is not regulated and appears immediately Akibat paradigma yang sekuler, pengetahuan modern Barat menjadi kering, bahkan terpisah dari nilai-nilai tauhid atau teologis. Akibatnya, sains modern melihat alam dan manusia hanya sebagai material dan insidental yang eksis tanpa interfensi Tuhan, sehingga ia bisa dieksploitir tanpa perhitungan. Tulisan ini mengulas gagasan Faruqi mempertemukan paradigma sekuler dan Barat dalam melahirkan keilmuan modern yang bertauhid. Program Islamisasi ilmu Faruqi menekankan perombakan total atas keilmuan sosial barat karena dianggap bersifat Eurosentris. Langkah-langkah Islamisasi ilmu yang diberikan dan kritiknya terhadap realitas pendidikan Islam merupakan sumbangan besar bagi perombakan sistem pendidikan Islam. Gagasan yang perlu di sampaikan adalah pertama, relevansi Islam di setiap bidang ilmu pengetahuan. Kedua, prinsip kesatuan kebenaran dan pengetahuan. Ketiga , kriteria objektif dalam memberikan basis epistemologi bagi ilmu alam dan sosial saat ini dirasa keliru. Keempa t, disiplin ilmu tidak diatur dan muncul serta merta. perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan