Pertanyaanpaling sulit itu terdapat dalam salah satu tes rekaman suara yang diselenggarakan jurusan perfilman Sheridan College, Toronto, Kanada. Namun informasi mengenai siapa dia belum terungkap. 3 dari 5 halaman. Khususnya remaja, yang lebih cenderung untuk menggunakan situs media sosial sebagai tempat berbagi foto selfie.
Sosialmedia memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang karena platform ini mampu menghadirkan interaksi interaktif antar dua orang yang terpisah jarak sangat jauh sekalipun. Meski disukai dan digunakan oleh hampir semua orang, ternyata media sosial menyimpan sisi gelap. Ada sejumlah dampak negatif dari media sosial yang sulit untuk
Apayang Anda masukkan dalam jejaring sosial membentuk reputasi yang bisa jadi sulit untuk dihapus. ( Amsal 20:11; Matius 7:17 ) Banyak orang tampaknya tidak sadar akan bahaya ini. "Sepertinya, saat berjejaring sosial, orang-orang tidak bisa berpikir jernih," kata seorang wanita muda bernama Raquel.
Pertanyaanwawancara yang menanyakan posisi dalam hubungan masyarakat (PR) bervariasi berdasarkan jenis pekerjaan dan agensi yang Anda wawancarai. Baca di bawah untuk informasi tentang jenis pertanyaan wawancara yang mungkin Anda tanyakan selama wawancara untuk pekerjaan PR. Di bawah ini juga informasi tentang bagaimana mempersiapkan wawancara
Gameini termasuk game yang susah untuk ditamatkan, karena setiap pasukan harus melawan luka tembakan agar cepat pulih karena jika tidak maka pemain akan mati ditempat dan mengulang permainan dari awal kembali. 3. Castle Crashers. Castle Crashers adalah game petualangan yang dikembangkan oleh The Bahemoth.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Empat Pertanyaan yang Perlu Anda Ajukan tentang Jejaring Sosial Sebagaimana hampir semua penggunaan Internet, jejaring sosial ada Seraya Anda memikirkannya, perhatikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut. 1 Bagaimana Jejaring Sosial Memengaruhi Privasi Saya? ”Dalam banyaknya kata-kata, pelanggaran tidak akan kurang, tetapi orang yang menahan bibirnya bertindak bijaksana.”—Amsal 1019. Yang perlu Anda ketahui. Bila Anda tidak hati-hati, informasi profil, foto, status terbaru kabar singkat kepada semua di daftar teman Anda, dan komentar Anda tanggapan Anda terhadap status terbaru orang lain bisa terlalu berlebihan. Misalnya, Anda bisa jadi membeberkan alamat rumah Anda, kapan rumah Anda kosong, di mana Anda bekerja, atau di mana Anda bersekolah. Informasi alamat Anda beserta status terbaru seperti ”Kami akan jalan-jalan besok!” sudah cukup bagi seorang pencuri untuk tahu di mana dan kapan bisa beraksi. Perincian lain—misalnya, alamat e-mail, tanggal lahir, atau nomor telepon Anda—bisa membuat Anda rentan terhadap pelecehan, intimidasi, atau pencurian identitas. Meski demikian, banyak orang dengan mudahnya membocorkan informasi seperti itu di halaman jejaring sosial mereka. Orang cenderung lupa bahwa apa yang mereka masukkan di Internet bisa menjadi rahasia umum. Bahkan meski status terbaru seseorang sudah diatur khusus ”Hanya Teman”, apa yang mungkin dilakukan oleh teman-teman itu terhadap informasi tersebut berada di luar kendalinya. Ya, apa pun yang dimasukkan ke jejaring sosial hendaknya dipandang sebagai informasi publik atau sebagai bahan yang dapat dengan mudah dijadikan informasi publik. Yang dapat Anda lakukan. Kenali betul pengaturan privasi di jejaring sosial Anda, dan manfaatkan itu. Aturlah agar status terbaru dan foto-foto Anda hanya bisa diakses oleh orang-orang yang Anda kenal dan percayai. Walau begitu, sadarilah bahwa apa yang Anda masukkan, di luar kemauan Anda, bisa menjadi rahasia umum. Periksalah secara berkala halaman Anda, dan tanyai diri Anda apakah hal-hal yang telah Anda cantumkan bisa dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bermoral untuk mencuri identitas atau melacak Anda. Bahkan di antara teman-teman Anda, jangan berbagi informasi yang bisa melanggar privasi Anda atau privasi orang lain. Amsal 1113 Jika informasinya sensitif, gunakan cara lain untuk menyampaikannya. ”Bicara lewat telepon itu lebih pribadi dan jauh lebih terjaga kerahasiaannya,” kata wanita muda bernama Cameron. Intinya. Seorang wanita bernama Kim menarik kesimpulan yang bagus. ”Jika kita berpikir dulu sebelum bertindak,” katanya, ”sedikit banyak kita bisa tetap menjaga privasi di jejaring sosial. Takkan ada masalah, kecuali kita sendiri yang bikin.” 2 Bagaimana Jejaring Sosial Memengaruhi Waktu Saya? ’Pastikan perkara-perkara yang lebih penting.’—Filipi 110. Yang perlu Anda ketahui. Jejaring sosial bisa menyita waktu dan menyimpangkan perhatian Anda dari berbagai kegiatan yang lebih penting. Seorang wanita bernama Kay mengatakan, ”Semakin banyak teman kita, semakin banyak waktu kita yang tersita di jejaring sosial, dan semakin ketagihan kita jadinya.” Perhatikan komentar beberapa orang yang mengatakan bahwa mereka sulit melepaskan diri. ”Susah sekali mau berhenti pakai jejaring sosial, biarpun kita sebenarnya tidak terlalu suka. Hampir kayak obsesi begitu.”—Elise. ”Banyak banget yang seru-seru. Ada game, kuis, halaman grup musik favorit, belum lagi melihat-lihat semua halaman profil teman-teman kita.”—Blaine. ”Itu bagaikan pusaran yang menyedot kita, dan kita baru sadar setelah Mama kita pulang dan mengomel soal piring kotor yang belum kita cuci.”—Analise. ”Di sekolah, aku ingin cepat-cepat pulang cuma untuk melihat kalau-kalau sudah ada yang menanggapi statusku. Terus, aku mesti balas semua komentar mereka dan melihat-lihat semua foto yang baru mereka pasang. Aku jadi gampang marah-marah sewaktu internetan, dan enggak mau diganggu. Ada lho yang terus-terusan sibuk memasukkan status terbaru—bahkan sewaktu lagi bertamu dan di tengah malam buta!”—Megan. Yang dapat Anda lakukan. Waktu adalah sumber daya yang tidak boleh diboroskan. Jadi, cobalah menganggarkannya sama seperti uang. Pertama-tama, tulis jumlah waktu yang menurut Anda masuk akal untuk berjejaring sosial. Lalu, pantau kegiatan Anda selama sebulan, dan lihat seberapa berhasil tekad Anda itu. Jika perlu, buat penyesuaian. Jika Anda orang tua, dan anak remaja Anda menghabiskan terlalu banyak waktu di jejaring sosial, cobalah cari tahu alasannya. Misalnya, dalam bukunya Cyber-Safe Kids, Cyber-Savvy Teens, Nancy E. Willard menunjukkan bahwa penggunaan jejaring sosial yang berlebihan bisa jadi ada kaitannya dengan keresahan, stres, dan rasa minder. ”Banyak remaja begitu mengkhawatirkan status sosial mereka,” tulisnya. ”Jika remaja merasa bahwa mereka baru diakui hanya bila mereka sering berkomunikasi dengan teman-teman lewat media elektronik, mereka bisa semakin ketagihan.” Jangan biarkan jejaring sosial—atau aktivitas Internet apa pun—mengganggu persahabatan yang perlu Anda pupuk dengan anggota keluarga Anda sendiri. ”Salah satu ironi dari Internet,” tulis Don Tapscott dalam bukunya Grown Up Digital, ”adalah bahwa itu bisa mendekatkan para anggota keluarga ketika mereka berjauhan, tetapi itu juga bisa menjauhkan mereka ketika mereka sedang di rumah.” Intinya. Gadis bernama Emily berkata, ”Memang sih, jejaring sosial itu cara yang seru untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tapi, tetap saja kita harus tahu kapan menyudahinya.” 3 Bagaimana Jejaring Sosial Memengaruhi Reputasi Saya? ”Reputasi yang baik dan respek jauh lebih berharga daripada perak dan emas.”—Amsal 221, ”Contemporary English Version”. Yang perlu Anda ketahui. Apa yang Anda masukkan dalam jejaring sosial membentuk reputasi yang bisa jadi sulit untuk dihapus. Amsal 2011; Matius 717 Banyak orang tampaknya tidak sadar akan bahaya ini. ”Sepertinya, saat berjejaring sosial, orang-orang tidak bisa berpikir jernih,” kata seorang wanita muda bernama Raquel. ”Kata-kata mereka jadi lebih berani daripada biasanya. Ada yang tidak sadar bahwa satu saja komentar yang tidak sopan, bisa merusak reputasi mereka.” Reputasi Anda yang rusak oleh jejaring sosial dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang. Grown Up Digital menyatakan, ”Ada segudang cerita tentang para pengguna situs jejaring sosial yang dipecat atau tidak diterima bekerja gara-gara apa yang mereka masukkan di Internet.” Yang dapat Anda lakukan. Amati halaman jejaring sosial Anda dan cobalah melihatnya dari kaca mata orang lain. Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri, ’Apakah ini yang ingin saya tampilkan tentang diri saya? Kalau seseorang melihat foto-foto yang saya muat dan mau menggambarkan kepribadian saya, ungkapan apa yang akan ia gunakan? ”Penggoda”? ”Seksi”? ”Gila pesta”? Nah, seperti itukah saya ingin dikenal sewaktu melamar pekerjaan, dan profil seperti itukah yang ingin saya tunjukkan di halaman saya kepada calon bos? Apakah foto-foto ini benar-benar mencerminkan nilai-nilai yang saya junjung?’ Kalau Anda masih muda, pikirkanlah, ’Bagaimana jika orang tua, guru, atau orang lain yang aku segani melihat-lihat halamanku? Apakah aku bakal malu atas apa yang mereka lihat dan baca?’ Intinya. Jika sudah menyangkut reputasi, jangan pernah lupa kata-kata rasul Paulus, ”Kamu menuai apa yang kamu tabur.”—Galatia 67, Kitab Suci Komunitas Kristiani. 4 Bagaimana Jejaring Sosial Memengaruhi Pertemanan Saya? ”Ia yang berjalan dengan orang-orang berhikmat akan menjadi berhikmat, tetapi ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.”—Amsal 1320. Yang perlu Anda ketahui. Pertemanan Anda memengaruhi cara Anda berpikir dan bertindak. 1 Korintus 1533 Jadi, selektiflah soal siapa yang ingin Anda jadikan teman di jejaring sosial. Ada orang yang menerima ajakan pertemanan dari puluhan atau bahkan ratusan orang yang tidak begitu dikenal—atau tidak dikenal sama sekali. Yang lainnya mendapati bahwa tidak semua orang dalam daftar teman mereka adalah teman bergaul yang baik. Perhatikan penuturan beberapa orang. ”Kalau ada yang menerima ajakan pertemanan dari sembarang orang, pasti runyam deh.”—Analise. ”Banyak orang yang aku kenal, menambahkan teman ke daftar mereka padahal mereka sebenarnya tidak mau. Alasannya cuma karena mereka tidak mau menyakiti perasaan orang.”—Lianne. ”Itu sih enggak ada bedanya dengan pergaulan sehari-hari. Kita tetap mesti hati-hati pilih teman.”—Alexis. Yang dapat Anda lakukan. Tetapkan ’aturan pertemanan’. Misalnya, ada yang membatasi diri sehubungan dengan pertemananb ”Hanya orang yang aku kenal yang kujadikan teman—bukan yang sekadar aku tahu—tapi yang benar-benar aku kenal.”—Jean. ”Aku cuma berteman sama orang yang sudah lama aku kenal. Aku enggak bakal menambahkan orang yang enggak aku kenal.”—Monique. ”Aku mau menambahkan hanya orang yang aku kenal baik dan yang prinsipnya sama denganku.”—Rae. ”Kalau aku menerima ajakan pertemanan dari seseorang yang tidak aku kenal, aku abaikan ajakan itu. Enggak susah kok. Semua temanku orang-orang yang aku kenal dan memang sudah jadi temanku di luar dunia maya.”—Marie. ”Kalau seorang teman mulai memajang foto-foto atau status terbaru yang aku rasa enggak sopan, aku enggak segan-segan langsung menghapus dia. Melihat hal-hal kayak gitu sudah bisa dibilang pergaulan buruk lho.”—Kim. ”Sewaktu aku punya akun jejaring sosial, aturan privasiku ketat banget. Cuma teman-temanku yang boleh melihat status atau foto-fotoku—yang lain tidak boleh. Soalnya, aku tidak tahu pasti apakah orang-orang selain teman-temanku itu kawan yang baik buatku. Aku kan tidak tahu siapa mereka—atau bagaimana reputasi mereka.”—Heather. Intinya. Dr. Gwenn Schurgin O’Keeffe menulis dalam bukunya CyberSafe, ”Pedoman terbaik adalah berteman hanya dengan orang-orang Anda kenal dan ketahui secara langsung.”c [Catatan Kaki] a Sedarlah! tidak menganjurkan ataupun mengecam penggunaan situs jejaring sosial tertentu. Orang Kristen hendaknya memastikan bahwa mereka tidak melanggar prinsip Alkitab sewaktu menggunakan Internet.—1 Timotius 15, 19. b Dalam artikel ini, kami membahas pertemanan biasa, bukan dalam konteks bisnis. [Kotak di hlm. 8] LOG KELUAR! Kalau Anda tidak log keluar sewaktu meninggalkan akun jejaring sosial Anda, bisa-bisa orang lain memasukkan sesuatu ke halaman Anda. Menurut pengacara Robert Wilson, hal itu ”sama saja dengan meninggalkan dompet atau ponsel Anda di sebuah meja di tempat umum. Siapa pun bisa dengan mudah memasukkan apa pun ke Dinding Anda”. Sarannya? ”Jangan lupa log keluar.” [Kotak di hlm. 8] MENGUNDANG MASALAH? Survei oleh Consumer Reports menyingkapkan bahwa banyak pengguna jejaring sosial ”rawan dirampok, dicuri identitasnya, dan dikuntit. Lima belas persen orang telah memasukkan alamat terbaru atau rencana jalan-jalan mereka, 34 persen tanggal kelahiran mereka yang lengkap, dan 21 persen orang yang punya anak-anak memasukkan nama dan foto anak-anak mereka”.
Kamu rajin curhat di media sosial? Kalau iya, sebaiknya jawab dulu beberapa pertanyaan ini sebelum post di media sosial. Berdasarkan data yang dirangkum Messiah University, 73% dari pengguna internet dunia, aktif di media sosial. Nah, sebanyak 92% rekruter menggunakan media sosial untuk menemukan dan menilai kandidat. Jejak digital berpengaruh pada peluangmu dilirik oleh rekruter. Makanya, penting untuk mempertimbangkan apa yang akan kamu post di media sosial. Yuk, cek apa saja pertanyaannya di bawah ini. 1. Siapa followers-mu? Sebelum posting di media sosial, kamu harus tahu dulu siapa orang-orang yang mem-follow akunmu. Jika banyak rekan sekantor, usahakan jangan membicarakan hal-hal jelek tentang perusahaan. Karena, bisa saja ada rekan sekantor yang mengadukan apa yang kamu tulis ke atasan. Bukan hanya sekadar digunjingkan, kamu juga berisiko dapat teguran dari HRD jika postinganmu dirasa menyinggung perusahaan. 2. Siapa yang kamu dukung? Mengikuti hal yang sedang tren memang bisa membuat kamu tampak selalu up to date. Namun, tetaplah bersikap netral jika ada topik kontroversial. Hindari mendukung bisnis yang mengundang polemik dan jangan mengutarakan opini terlalu keras, terutama jika kamu adalah pendatang baru. Pertimbangkan followers-mu, karena bisa-bisa ada yang merasa tersinggung jika kamu memihak salah satu. 3. Apakah perlu marah-marah di media sosial? Meluapkan kekesalan, kekecewaan, dan emosi yang meledak-ledak di media sosial mungkin bisa membuatmu sedikit lega. Padahal, menurut penelitian yang dirangkum situs Promolta, cara tersebut tidak membantu, lho. Citramu justru bisa jadi buruk, apalagi jika dilihat rekan sekantor atau atasan yang jadi followers. Hindari posting komentar negatif atau gosip apabila sedang bermasalah dengan orang lain. Coba kirimkan pesan pribadi atau mengutarakannya secara langsung. 4. Apakah kamu posting di platform yang tepat? Tiga media sosial terpopuler yakni Twitter, Facebook, dan Instagram memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut konten yang cocok untuk masing-masing media sosial menurut Digital School of Marketing Twitter berita, pesan, link ke pengumuman, engage dengan followers melalui retweet atau merespons tweet mereka. Facebook cocok untuk organisasi, post panjang, media untuk menyebarkan informasi tentang perusahaan seperti pengumuman, produk baru, atau artikel pendek, album foto-foto event. Instagram visual, posting gambar berkualitas tinggi, caption informatif atau engaging 5. Apakah postinganmu diperlukan? Jangan sampai kamu malah oversharing di media sosial. Oversharing terjadi ketika kamu membagikan hal apapun yang dilakukan. Sampai-sampai, followers pun tahu kapan kamu makan dan apa yang kamu makan untuk sarapan, makan siang, hingga makan malam. Hati-hati karena oversharing malah bisa membuka privasi, bahkan membahayakan keamanan kamu. 6. Apakah kamu terus membicarakan tentang dirimu? Tidak ada yang suka orang yang hanya membicarakan diri sendiri. Begitupun di media sosial. Seimbangkan sesumbar dengan pujian. 7. Apakah kamu men-stalking orang lain? Ambisi dan kegigihan kadang diperlukan, tapi jangan sampai melampaui batas. Hindari bersikap agresif, ya. Apalagi jika yang kamu stalking adalah rekan sekantor. 8. Apakah kamu spamming? Terlalu sering posting, apalagi kalau kontennya tidak bermanfaat atau menarik, bisa membuat followers-mu mengeklik tombol unfollow. 9. Sudahkah minta izin sebelum tag orang lain? Kamu ingin posting foto makan malam dengan rekan kantor, tapi mungkin tak semua orang suka di-tag karena masalah privasi. Apalagi kalau foto mereka mengandung aib atau ada anak-anak di dalamnya. Sebaiknya izin dulu sebelum tag orang lain, karena biasanya postinganmu juga akan muncul di profil atau feed followers mereka. 10. Sudah berpikir dua kali sebelum komentar? Jangan membuat dirimu terlihat kurang bijaksana dengan tidak mengecek ulang apa yang kamu komentari atau bagi kepada orang lain. Usahakan selalu mengecek kredibilitas sebuah postingan dan hindari membuat kesimpulan sendiri, ya. 11. Apakah kamu menggunakan akun yang benar? Tak jarang seseorang memiliki lebih dari satu akun di media sosial yang sama, terutama jika ia adalah social media specialist atau manager. Jangan sampai kamu posting di akun yang. Misalnya, urusan pribadi di-post di akun perusahaan. Bisa gawat, lho. 12. Apakah kamu lebih banyak mendengar daripada berbicara? Apakah kamu sudah mengetahui orang, organisasi, atau situasi yang kamu komentari? Meluangkan waktu untuk mendengar bisa menyelamatkanmu dari mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya. 13. Sudahkah kamu berterima kasih? Berterimakasihlah pada orang-orang yang sudah engage denganmu di media sosial. Contohnya, jawablah komentar atau pertanyaan dari followers-mu dan balaslah pesan pribadi dari mereka. Nah itulah 13 pertanyaan penting sebelum kamu posting di media sosial. Panduan di atas hanya membicarakan sedikit dari etiket, etika, dan profesionalisme di media sosial. Sumber 13 Pertanyaan Penting sebelum Kamu Post di Media Sosial
JAKARTA— Bermedia sosial memberikan peluang bagi generasi muda untuk merefleksikan nilai-nilai Revolusi Mental melalui berbagai platform media sosial. Anggota Komisi I DPR RI, Lodewijk F Paulus, mengatakan peningkatan Revolusi Mental dapat mengubah cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku, dan cara kerja bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan, agar Indonesia menjadi negara yang maju, modern, makmur, sejahtera, dan bermartabat. “Saya berharap semuanya bisa menjadi promotor positif dalam bermedia sosial tentunya di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar sehingga mereka bisa menjadi lebih baik semuanya,“ kata dia saat menyampaikan materi di Webinar Aptika Kementerian Kominfo, awal pekan lalu, dalam keterangannya, Rabu 10/8/2022. Lodewijk, menjelaskan pengguna media sosial Indonesia dianggap lebih emansipatif dan egaliter, karena dapat langsung menyuarakan pandangan individu ke ranah publik. Namun demikian, media sosial perlu digunakan dengan bijak agar tidak menjadi pedang bermata dua. Sisi positif itu antara lain penyebaran informasi, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan lain-lain secara cepat. Sementara sisi negatifnya seperti pornografi, perjudian, penipuan, pelanggaran data pribadi, gim dengan kekerasan. “Itu sebenarnya gim tapi seperti menyontohkan untuk melakukan kekerasan dalam kegiatan sehari-hari bahkan ada yang sampai perjudian, kita harus lebih bijak lagi dalam bermedia sosial,” tutur dia. Lodewijk juga menyebutkan menyampaikan bahwa generasi muda harus bijak dalam bermedia sosial. Pengguna haruslah menggali manfaat positi dari media sosial. Dampak positif media sosial itu, ungkap Lodewijk, di antaranya dapat menghimpun keluarga dan kerabat yang tersebar, sebagai media penyebaran informasi, memperluas jaringan pertemanan, sebagai situs jejaring sosial membuat kita menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati, sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial dan ada juga sebagai media promosi dalam bisnis. Secara khusus Lodewijk menyampaikan prinsip atau etika dalam bermedia sosial umumnya. Banyak dari pengguna sekadar membaca sekilas informasi atau konten yang diunggah. Dia memberikan kiat menghadapi informasi di media sosial dengan mengajukan pertanyaan yaitu pertama, is it true? Cari tahu terlebih dulu kebenarannya jangan hanya membaca saja informasinya. Kedua, is it helpful? Apakah memang ini dapat memberikan kebaikan atau manfaat bagi orang lain. Ketiga is it illegal? Harus dicari tau apakah informasi yang diunggah dari sumber yang terpercaya. Keempat is it necessary? Bisa dibilang memiliki kecenderungan tinggi berbagi. Dan kelima atau yang terakhir, is it kind? Apakah baik mengunggah hal buruk atau hal jahat? “Sebaiknya kita terbiasa melakukan atua bermedia sosial dengan baik,” kata Lodewijk.
Mendapat jadwal interview sebagai social media specialist memang membuat perasaan jadi campur aduk. Kamu mungkin mulai berpikir soal kemungkinan pertanyaan interview posisi social media specialist tersebut. Nah, daripada terus bertanya-tanya tanpa petunjuk yang jelas, Glints akan memberi tahu pertanyaan-pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh interviewer pada saat proses interview. Apa saja sih pertanyaan interview social media specialist? Bagaimana cara menjawab yang baik? Pertanyaan Interview Social Media Specialist 1. Platform media sosial apa saja yang sekiranya cocok untuk perusahaan kami? Menurut Betterteam, pertanyaan ini cukup lazim ditanyakan saat menjalani interview untuk social media specialist. Kamu bisa menjabarkan pengetahuanmu mengenai contoh kasus terbaik serta tren yang mungkin sesuai dengan karakteristik perusahaan atau brand. Misalnya, jika karakteristik brand dianggap sesuai dengan pengguna media sosial Twitter, kamu bisa memaparkan hal tersebut saat menjalani interview. Kamu harus ingat bahwa pekerjaan social media specialist adalah menemukan dan menumbuhkan komunitas media sosial dengan menggunakan strategi yang sesuai dengan platform yang digunakan. Salah satu tips sebelum menghadiri interview adalah cari tahu dahulu seluk-beluk perusahaan yang akan kamu datangi. Hal ini akan meminimalisir ketidaktahuanmu serta cara yang baik menunjukkan ketertarikanmu dalam perusahaan tersebut. Selain itu, kamu juga akan terlihat menguasai dunia social media marketing. 2. Deskripsikan cara kamu mengelola komentar-komentar di media sosial © Pexels Pertanyaan interview social media seperti ini akan menguji seberapa besar jiwa customer service-mu di dalam dunia media sosial. Seorang social media specialist yang baik adalah orang yang selalu mencari cara untuk terhubung dengan audiensnya. Kamu bisa menjawabnya dengan menjelaskan waktu yang tepat untuk meresponnya. Respons dari komentar tentu saja tetap berdasarkan SOP yang berlaku dari perusahaan. Namun jawaban itu harus tetap terlihat luwes agar tidak terlihat seperti bot atau templates. Jarak waktu untuk merespons juga maksimal 2 jam untuk menciptakan kesan tanggap. 3. Bagaimana cara mengukur keberhasilan dari sebuah campaign? Dilansir dari Upwork, ada dua hal penting sebagai pengukur keberhasilan sebuah social campaign yaitu engagement dan leads. Kedua hal ini bisa kamu ukur dengan angka sehingga kamu bisa membuktikannya dengan data bukan sekadar omongan. Semua platform media sosial memiliki insight dari setiap post yang di-upload. Tak hanya itu, beberapa platform seperti Facebook dan Instagram memiliki inisght per hari sehingga progress akan sangat terlihat. 4. Apakah kamu pernah menjalankan sebuah campaign? Ceritakan campaign yang pernah kamu buat Seorang social media specialist bertanggung jawab untuk merencanakan, mempersiapkan bahkan mengeksekusi sebuah campaign. Kamu bisa menjelaskan bagaimana kamu mengatur goals, strategi, dan bagaimana mengukur hasilnya. Untuk berhasil atau tidaknya campaign yang kamu kerjakan mungkin tidak begitu penting. Hal ini karena interviewer sebenarnya hanya ingin mengetahui profesionalitas kamu dalam mengerjakan sebuah proyek. Interviewer ingin melihat apakah kandidat memiliki kemauan untuk bekerja keras untuk mencapai sebuah tujuan. Selain itu, ia ingin mengetahui kemampuan kandidat dalam menyelesaikan sebuah masalah. 5. Menurutmu, apa yang membuat konten dalam media sosial dikatakan berhasil? Strategi media sosial yang baik dapat dinilai sebaik konten yang diproduksi. Konten yang baik tidaklah sekadar click-bait dengan jumlah engagement yang besar, lho! Konten yang baik memiliki informasi yang berisi dan sangat mudah untuk disebarkan serta info yang relevan bagi para followers. Jika perusahaan di tempat kamu melamar pernah memiliki blog sebelumnya, kamu bisa menjadikannya salah satu tulisan mereka sebagai contoh konten yang berhasil. Kamu bisa menggambarkan jika konten yang berhasil tidak hanya diukur dari ramai atau tidaknya akun sebuah brand. Gambarkan pula jika isi konten yang kaya informasi dapat memberikan pengaruh. Apalagi jika followers berinisiatif untuk menyebarluaskan kembali konten yang sudah kita buat. Hal ini bisa menunjukkan keberhasilan karena para followers sudah memiliki kepercayaan kepada brand tersebut. 6. Beri contoh eksperimen media sosial yang ingin kamu jalankan dengan perusahaan kami © Unsplash Jika membicarakan media sosial, tidak ada satupun solusi mutlak yang bisa diaplikasikan. Mengapa? Hal ini dikarenakan tren selalu berubah dalam waktu cepat serta komunitas yang berevolusi. Seorang social media specialist yang baik akan selalu mencari cara untuk membangun relasi dengan para followers di media sosial. Mereka akan mencari jalan lain agar komunikasi tak terputus. Mereka juga harus tahu bagaimana menggunakan hasil dari eksperimen sebagai pembelajaran campaign berikutnya. Kamu bisa menggambarkan audiens dari perusahaan yang mengundangmu. Lalu, kamu bisa memaparkan campaign seperti kompetisi atau apapun yang sesuai dengan audiens tersebut. Setelah itu, kamu gambarkan keuntungan dari eksperimen ini. Misalnya, eksperimen yang dijalankan bisa menambahkan reach atau jangkauan hingga beberapa kali lipat. Selain itu, bisa juga digambarkan kemungkinan peserta organik dari eksperimen yang diceritakan. 7. Tools apa saja yang kamu gunakan untuk mengelola setiap akun media sosial? Seorang social media specialist yang baik tidak hanya meng-upload kontennya begitu saja tanpa rencana. Pekerjaan di dunia media sosial menggunakan berbagai tools profesional. Contoh dari tools tersebut misalnya Tweetdeck, Hootsuite, Sprout Social atau tools apapun untuk mengelola berbagai akun. Hal ini untuk mempermudah para pekerja agar tidak kewalahan jika mengelola beberapa akun atau brand. Tools ini biasanya memiliki fitur untuk schedule post yang akan mengupload secara otomatis konten yang sudah dibuat dan juga memiliki report analisis dalam satu tampilan. 8. Apakah kamu pernah bekerja sama dengan influencer? Jika ya, mengapa kamu memilihnya? © Pexels Pertanyaan ini biasanya untuk menguji apakah kandidat memiliki kemampuan networking yang baik atau tidak. Biasanya, pertanyaan ini jugaakan muncul jika kamu akan melamar menjadi untuk posisi di bidang community. Untuk menjawabnya, kamu bisa menjelaskan reputasi, persentase engagement, followers, konten, bahkan sampai inner circle mereka. Seorang social media specialist harus bisa menjelaskan dengan rinci analisis untuk memilih seorang influencer. Kamu harus bisa menggambarkan kecocokannya dengan target audiens dari brand. Selain itu, kamu juga harus tahu apakah ia memiliki pengaruh yang baik. Relasi yang baik dengan para followersnya juga umumnya jadi pertimbangan. Terakhir, soal lingkup pertemanan dan citra yang baik juga perlu diketahui. Dengan daftar pertanyaan di atas, apakah kamu sudah siap menghadapi pertanyaan dari interviewer nanti? Apapun pertanyaannya, usahakan menjawab dengan tenang dan cari tahu dulu mengenai perusahaan yang kamu lamar. Jangan lupa juga untuk belajar dasar-dasar media sosial jika kamu belum memiliki pengalaman sama sekali. Hal ini akan menunjukkan bahwa kamu memang mau belajar dan sudah memiliki bekal di awal. Jika semuanya sudah siap, berarti sudah saatnya untuk kamu melamar lowongan pekerjaan social media impianmu! Glints sudah siapkan daftar lowongan kerja social media terbaru hanya untuk kamu. Daftar ini juga dilengkapi dengan informasi detail soal masing-masing perusahaan plus gaji dan tunjangan yang ditawarkan. Menarik bukan? Makanya, yuk, klik tombol di bawah untuk temukan dan lamar lowongan kerjanya sekarang juga! TEMUKAN LOWONGAN KERJA
Soal Essay Materi Media Sosial10. Bagaimana Cara Mengatasi Kecanduan Media Sosial?JawabanKecanduan Media Sosial? Begini Tips Ampuh Mengatasinya1. Fokus pada Orang di Sekelilingmu. ...2. Matikan Notifikasinya. ...3. Hapus Akun yang Tak Digunakan. ...4. Perbanyak Sosialisasi di Kehidupan Nyata. ...5. Bersihkan Daftar “Friends” and “Follow” ...6. Cari Kegiatan Lain. ...7. Gunakan Secara Bijak. ...8. Selalu Batasi Apa yang tidak boleh dilakukan ketika bermedia sosial terutama Facebook?Jawaban5 Hal Yang Harus Dihindari Dalam Sosial Media1. Menyinggung SARA. 2. Menggunakan Bahasa Yang Kasar. 3. Menyindir Seseorang. ...4. Berhenti Jadi Drama Queen. ...5. Mengunggah Foto Apa saja manfaat dari media sosial sebagai alat untuk memajukan dan mengembangkan suatu bangsa?JawabanSebagaimana telah diketahui bahwa media sosial akan meningkatkan dan menguatkan "suara" dari individu, masyarakat atau sektor masyarakat. Melalui media sosial sangat memungkinkan setiap warga menyampaikan aspirasi, pendapat/opini, gagasan sehingga mendorong/menunjang pelaksanaan pembangunan yang Apa dampak positif media sosial?JawabanDampak positif dari pengunaan media sosial adalah ... Sebagai media penyimpanan informasi. Yang sangat mudah menyebar melalui situs jaringan sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi Apa manfaat dari media sosial?JawabanBerikut beberapa manfaat media sosial yang perlu diketahui1. Media sosial sebagai tempat bersosialisasi dengan orang Dapat digunakan untuk mencari informasi, berita dan pengetahuan yang Digunakan sebagai sarana penghibur saat nettizen dilanda bosan dan Bagaimana peran media sosial dalam kegiatan bisnis online?JawabanBerikut merupakan beberapa peran sosial media dalam dunia usaha 1. Sosial media merupakan cara yang mudah untuk mencari tahu lebih banyak mengenai pelanggan Sosial media membantu pencarian target konsumen lebih Sosial media membantu Anda menemukan konsumen baru dan memperluas jangkauan Apa manfaat media sosial bagi remaja?JawabanFungsi media sosial bagi remaja yang pertama adalah bisa dijadikan sebagai tempat bersosialisasi. Tak perlu dipungkiri, media sosial membuat masyarakat menjadi terhubung. Baik itu dekat maupun terbentang oleh jarak dan waktu. Bahkan, kalian juga memiliki koneksi dengan berbagai orang dari seluruh Apa kerugian media sosial?JawabanSitus jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata
pertanyaan paling sulit tentang media sosial